STIGMA-55

34.8K 5.9K 427
                                        

Siapa yang langsung meluncur ke wattpad setelah dapet notif update? Ada yang nungguin kah?

Jangan lupa vote dulu sebelum mulai baca yaa biar nggak kelupaan, wajib banget untuk vote ya.

•••

Kafi terkejut ketika melihat Alya sudah berganti pakaian dan bukan lagi menggunakan pakaian rumah sakit. Infus yang tertanam di tangan kiri gadis itu juga sudah di copot untuk sementara waktu. Kafi yang bingung itu lantas menghampiri Alya untuk bertanya.

"Kamu mau kemana pakai pakaian rapi kayak gini?" tanya Kafi kepada Alya.

"Mau temenin aku jalan - jalan ke mall nggak, kak?"

"Nanti ya, setelah kamu sembuh kakak janji bakalan ajak kamu keluar. Sekarang kamu istirahat dulu yang cukup ya, dokter pasti belum ngebolehin kamu untuk keluar," ucap Kafi berjanji kepada Alya.

"Kata dokter Farhan aku boleh keluar kok, tapi jamnya dibatesin," jawab Alya.

"Beneran?" tanya Kafi memastikan.

"Saya memberikannya izin untuk keluar sebentar. Alya pasti butuh waktu untuk refreshing. Kamu bisa mengajaknya pergi kemanapun dia mau. Saya sudah menyuntikan obat dengan dosis tertinggi sebelumnya, tidak akan ada yang terjadi padanya, asalkan jangan terlalu kelelahan," ujar dokter Farhan dari ambang pintu ruang perawatan Alya.

"Kakak mau kan temenin aku?" tanya Alya penuh harap dan memperlihatkan puppy eyes-nya. Kafi tersenyum lebar kemudian mengangguk, ia tidak bisa sedikitpun menolak permintaan Alya, yang membuat gadis itu berseru senang setelahnya.

"Apa ada yang lagi kamu cari di mall?" tebak Kafi.

"Iya, aku mau beliin sepatu buat Papa, sepatunya udah sempit dan nggak layak pakai, tapi Papa masih pakai sampai sekarang," jawab Alya dengan kedua matanya yang berbinar. Kafi yang mendengarnya dibuat terharu sampai kedua matanya basah.

•••

Wiguna yang hendak menemui putrinya dirumah sakit itu melihat ruang perawatan Alya dalam keadaan kosong sehingga ia memutuskan untuk mendatangi dokter Farhan untuk bertanya dengan mendesak tentang keberadaan Alya saat ini. Pikirannya sudah melayang kemana - mana.

"Putri bapak saya izinkan untuk refreshing, dan dia pergi ditemani oleh seorang pemuda seumurannya," jelas dokter Farhan. Wiguna pun segera menghubungi nomor Alya, namun yang mengangkat panggilan tersebut justru adalah seorang lelaki.

"Siapa anda dan dimana putri saya berada?" tanya Wiguna dengan lugas, ia begitu mencemaskan keberadaan putrinya.

"Saya adalah teman putri anda, saya bersama putri anda sedang berada di mall Gandaria City," jawab Kafi yang kebetulan dipercayakan untuk membawakan tas milik Alya, sementara Alya sibuk memilih model sepatu di beberapa toko yang berbeda - beda.

Wiguna langsung mematikan sambungan tersebut secara sepihak dan bergegas pergi menyusul putrinya dengan ditemani oleh supir pribadinya. Ia tidak bisa mempercayai putrinya pada siapapun karena yang ia ketahui, begitu banyak orang terdekat putrinya yang telah menyakiti putrinya. Sesampainya di lokasi, Wiguna berkeliing untuk mencari keberadaan putrinya. Semua toko yang ada ia kunjungi satu persatu, sampai ia berhasil menemukan keberadaan putrinya.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang