STIGMA-48

38.2K 6.7K 324
                                    

Part ini bakalan bikin kalian seneng karena udah banyak yang sayang sama Alya dan dia perlahan mau bangkit lagi💓💓💓

Sebelum baca, tinggalin jejak kalian berupa vote ya, wajib jangan sama lupa

•••

Alya menyiapkan dirinya untuk melangkah masuk ke dalam lingkungan sekolah. Begitu banyak bayang - bayang ketakutan di pikirannya, karena hari - harinya yang selalu berlalu dengan tidak mudah di sekolah ini yang sudah membuatnya trauma. namun ia terus meyakini dirinya sendiri. Tepat disebelahnya, Fajar sudah menggenggam erat tangannya. Alya dengan cepat menoleh untuk menatap lelaki itu yang sudah tersenyum lebar, hingga membuat Alya  merasa sangat yakin, selama lelaki itu ada untuk menemaninya.

"WELCOME BACK ALYA!"

Alya terkejut ketika baru saja menginjakan kakinya di ruang kelas, semua teman sekolahnya memberikan kejutan untuknya. Alya membekap mulutnya tidak percaya, ketika Devyra, Mayra, Dyan dan Anzella membuka sebuah spanduk persegi panjang berisikan gambar wajahnya dan ucapan dari mereka yang terpasang di papan tulis. Radya meledakan sebuah confeti berwarna - warni yang kini sudah berterbangan di udara yang memberikan kesan meriah. Sementara Kazan, Bima, Dewa dan Pradipta memeriahkannya dengan meniup sebuah terompet.

"Kamu bisa melakukannya. Kamu sudah berhasil melewatinya. You do it! Kamu hebat, kamu panutan!"

Kedua mata Alya basah ketika keempat sahabatnya mendekat dan berhamburan untuk memeluknya. Air matanya pada akhirnya merembes keluar, begitu juga dengan Devyra, Mayra, Dyan dan Anzella yang juga sudah menangis. Mereka menyesali perbuatan mereka yang ikut menyudutkan Alya kerap kali Alya mendapatkan perlakuan tidak pantas bahkan tidak pernah sekalipun berada di pihak Alya karena termakan stigma semua orang. Mereka tidak henti - hentinya meminta maaf, seakan merasa kata itu tidak akan pernah cukup untuk menebus kesalahan mereka.

"Setelah ini jangan benci diri kalian ya. Jauh sebelum kalian minta maaf, aku udah maafin kalian semua," ujar Alya dengan senyum lebarnya.

"Lo orang paling baik yang kita kenal," ujar Devyra.

"Yang punya hati terpaling sabar, dan selalu memaafkan," imbuh Dyan.

"Disini banyak yang sayang sama lo, jadi jangan pernah ngerasa sendirian lagi. Kita semua ada untuk lo," tambah Mayra.

"Jangan pernah berubah ya," pinta Anzella.

Alya tersenyum kearah Fajar yang berdiri tidak jauh darinya, Alya telah menemukan bahagianya satu persatu. Ia pada akhirnya bisa percaya dengan waktu, karena waktu dapat menghantarkannya pada kebahagiaan yang ia dambakan sejak lama.

•••

Alya telah menggunakan baju kaos berwarna putih bertuliskan 'I Will Be Your Friends' dengan tujuan untuk merangkul mereka yang menjadi korban bullying sama seperti dirinya. Fajar, Kafi, keempat sahabat Alya yang antara lainnya adalah Devyra, Dyan, Mayra, Anzella dan pasukan inti Genorazors, yaitu Kazan, Radya, Bima, Dewa dan Pradipta juga kompak menggunakan baju yang sama untuk mendukung gerakan stop bullying yang belakangan ini semakin meresahkan dan menelan banyak korban. Gerakan itu di dukung oleh pihak sekolah, setelah Fajar dan Kafi mengajukan permohonan.

Kini Alya telah berdiri diatas podium dan dihadapkan oleh ribuan siswa - siswi SMA Dawana dan jajaran para guru, bersama yang lainnya yang sudah mengangkat tinggi sebuah poster anti bullying dan cegah bullying.

Berkat dukungan dari Fajar, sahabat, serta teman - teman, Alya memiliki keberanian dan keyakinan yang besar untuk berdiri di atas podium sebagai pencetus gerakan stop bullying di SMA Dawana.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang