STIGMA-37

50.3K 8.1K 2.6K
                                        

Absen sesuai bulan kelahiran kalian yuk👉🏻

Sebelum baca, dibiasakan vote terlebih dahulu ya!

Komen 'STIGMA STORY' sebanyak - banyaknya sebagai antusias kalian🔥

•••

"Kalau lo mau mempertanggung jawabkan semua kesalahan lo sama Alya, lo harus kerja sama bareng gue," kata Kafi pada Fajar yang secara kebetulan berpapasan dengannya di lorong tengah sekolah. Apa yang dikatakan oleh Kafi mampu membuat Fajar tertarik, menghentikan langkahnya dan berbalik badan.

"Kerja sama?" tanya Fajar dengan dahi berkerut.

"Untuk mencari keadilan untuk Alya," balas Kafi kemudian menjedanya."Melalui rapat komite kekerasan di SMA Dawana. Untuk mengadakan kegiatan itu kita nggak bisa mengajukan permintaan langsung kepada kepala sekolah, karena sudah pasti ditolak. Dari informasi yang gue dapatkan, syarat permohonan untuk menyelenggarakan kegiatan itu adalah surat persetujuan dari siswa - siswi SMA Dawana."

"Itu satu - satunya cara untuk ngeluarin Jelita dari sekolah ini," tutup Kafi.

"Oke gue gabung sama lo," jawab Fajar mantap. Tidak lama kemudian suara lain menyahut yang berasal dari pasukan inti Genorazors yang kini sudah mendekat.

"Ajak - ajak gue lah," sahut Kazan langsung merangkul bahu Kafi disebelahnya. "Gue ikut, boleh?"

"Demi kebaikan sekolah nantinya, gue juga mau gabung untuk bela mana yang bener dan mana yg salah," ujar Radya merasa begitu tertarik untuk bergabung bersama mereka semua.

"Gue orang paling tampan sejagat raya juga mau berkontribusi buat depak si Jelotoy dari sekolah ini!" Pradipta berseru dengan hebohnya hingga suaranya memenuhi lorong tengah.

"Gue ikut woi. Gue siap empat lima ngelakuin apapun yang diperintahkan!" kata Bima dengan semangatnya yang menggembara.

"Yoi, Bim. Kita selalu siap!" imbuh Dewa setelahnya."Makanya rekrut kita semua, lo pasti nggak bisa bergerak kalau cuma sendirian."

Tidak lama kemudian Devyra dan yang lainnya yaitu  adalah Mayra, Anzella dan Dyan yang muncul dari arah belakang. Mereka mendengar apa yang menjadi topik pembicaraan tersebut."Kita semua juga mau gabung. Sudah waktunya kita semua memberantas yang namanya pembullyan. Jangan biarin penindasan itu memakan korban lain."

"Mau bagaimanapun Jelita harus membayar kejahatan yang dilakukannya, kita nggak boleh biarin dia bersenang - senang diatas penderitaan korbannya yang tentunya nggak cuma satu," ujar Dyan buka suara, dan lantas disetuju oleh yang lainnya.

"Kita harus mengembalikan kejujuran sekolah kita dan keadilan untuk seluruh siswa - siswi," tambah Mayra.

"Kita semua masih bisa gabung 'kan?" tanya Anzella, kemudian diangguki oleh Kafi. Ia sama sekali tidak menyangka jika banyak orang yang merasa tertarik untuk bekerja sama, walaupun beberapa diantaranya adalah orang yang mengacuhkan Alya, namun ia memberikan mereka kesempatan untuk menebus kesalahan mereka yang sudah mereka sesali.

Mereka semua berkumpul disebuah kelas kosong untuk melalukan diskusi bersama. Kafi mengunci pintu agar tidak ada orang lain yang masuk selain mereka bersebelas. Mereka semua duduk dengan posisi melingkar. Kafi sudah mempersiapkan rencananya dengan matang, ia hanya perlu menjelaskan kepada yang lainnya sebelum merealisasikannya hari ini juga.

"Untuk mengajukan permohonan dalam mengadakan rapat komite kekerasan di SMA Dawana, kita perlu tanda tangan diatas kertas persetujuan siswa - siswi sebanyak seribu persetujuan." Kafi menerangkan, membuat sebelas temannya itu membelakan matanya terkejut.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang