Yuk absen sesuai dengan inisial doi kalian.
Udah siap penuhin setiap paragraf dengan komentar? Harus siap ya!
•••
"Kak, nanti temenin Mama ke kafe seperti biasanya ya?" tanya Elen kepada putra sulungnya, yaitu Rafajar. Ketika Elen sudah meminta untuk mengantarkannya, maka ia tidak bisa menolak.
"Iya, Ma." jawab Fajar mengiyakan.
Elen mendekati putranya dan berbisik dengan jahil,"Jangan lupa pakai pakaian yang rapi yah, kalau perlu biar Mama yang pilihin supaya kamu terlihat lebih menawan." ujar Elen, Fajar dapat menebak jika ada maksud lain Elen memintanya untuk menemaninya.
Elen menyiapkan beberapa setelan untuk Fajar, dan mencocokannya ditubuh proposionalnya. Fajar hanya bisa menghela nafas, kemudian menyambar handuk yang terselampir di sandaran kursi.
"Aku pakai apapun yang menurut Mama bagus." Fajar menyerahkan semuanya pada Elen. Elen pun mengacungkan ibu jarinya dan tersenyum lebar.
Setelah mandi, Fajar menggunakan kemeja hitam dengan dua kancing atas yang sengaja terbuka, dengan perpaduan riped jeans warna senada yang dikenakannya lengkap dengan pengikat pinggang merek louis viton. Ia menata rambutnya sangat rapi dengan bantuan gel rambut sehingga penampilannya tampak segar.
"Kak, udah siap? Mama tunggu di mobil ya. Jangan lama!" teriak Elen dari bawah sana. Mendengar itu, Fajar segera turun karena tidak mau membuat Elen menunggu.
Elen sudah menunggunnya di dalam mobil, sebelum Fajar ikut masuk dan duduk di kursi pengemudi. Selama perjalanan, ia hanya diam dan fokus menatap lurus ke depan.
"Kak, anak temen - temen Mama udah pada tunangan. Mereka melakukan itu den——-"
"Dengan terpaksa?" potong Fajar dengan cepat."Mereka bisa menolak jika tidak ingin, mereka adalah orang - orang bodoh." lanjutnya dengan tersenyum sinis.
"Setiap orang akan bahagia ketika dia bisa mencintai." ujar Elen membuat Fajar tersenyum miris.
"Bahagia yaa? Bukannya tujuan utama dari pertunangan itu adalah hanya demi reputasi dan masa depan perusahaan? Mama dan Papa hanya mementingkan reputasi perusahaan dari kebahagianku."
Elen dibuat bungkam mendengar hal itu.
"Lalu bagaimana dengan kebahagianku?" tanya Fajar ketika ia sadar bahwa dirinya tidak senormal orang lain yang bisa mencintai orang yang memang seharusnya di cintai dan memberikan hatinya yang penuh.
"Kenapa menanyakan kebahagianmu kepada orang lain? Kebahagianmu, hanya dirimu sendiri yang mengetahuinya." jawab Elen penuh arti. Fajar mengerem secara mendadak membuat tubuh Elen tersentak ke depan. Elen terkejut karena hal itu terlalu tiba - tiba. Fajar mencengkram kuat stir kemudi dengan nafasnya yang memburu.
"Apakah Mama bisa menerima jika aku memberi tahu siapa yang menjadi kebahagianku di dunia ini?"
Elen mengangguk,"Kebahagian putra Mama adalah yang utama."
Fajar sontak tertawa dan berdecih karena tidak bisa mempercayai kata - kata itu,"Kalian semua pasti akan menyebutku bodoh, menjijikan, memalukan, dan tidak normal. Kalian juga tidak akan bisa menerimanya."
•••
Fajar hanya bisa menghela nafas panjang ketika melihat Elen lebih dulu masuk ke dalam sebuah kafe elite milik keluarganya dan menghampiri seorang gadis dari keluarga kalangan atas. Fajar sudah menduganya sejak awal jika Elen mengajaknya ke tempat ini dengan maksud lain untuk memperkenalkan seorang gadis kepadanya. Ini bukan untuk yang pertama kalinya, melainkan sudah yang kesepuluh kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA (SELESAI)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] [GENORAZORS SERIES 2] Aralya Rylie Millano, hidupnya tidak seindah senyumannya yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Ia terlahir karena hubungan satu malam. Selain keluarga besarnya, ayahnya, semua orang juga...