STIGMA-11

60.5K 8.6K 3.7K
                                        

Sebelumnya aku mau nanya dong, selain di tt kalian tau cerita ini dari mana?

Siap penuhin komentar di setiap paragraf? Harus siap ya!!

•••

Alya melangkah memasuki ruang uks yang kebetulan dalam keadaan sepi. Ia menemukan keberadaan lelaki yang dimaksudkan oleh Fajar. Tatapan mereka sempat bertemu dalam beberapa detik, sebelum Alya mulai melancarkan aksinya sesuai dengan permintaan Fajar. Lelaki itu sudah mengawasinya dari kejauhan. Alya kembali membuka pintu, tepat setelah itu ia lantas berteriak kencang, pura - pura menjatuhkan dirinya kemudian merosot mundur.

Ia telah menarik perhatian sebagaian siswa - siswi maupun guru untuk mendekat. Alya menunduk dengan sebagian rambutnya yang menghalangi penglihatannya. Dengan gemetar, tangan kananya perlahan naik menunjuk lelaki yang sering disapa Kafi, ia merupakan salah satu kutu buku di SMA Dawana yang kini sudah berdiri diambang pintu uks dengan tatapan penuh kebingungan.

"Apa yang telah terjadi denganmu?" tanya Bu Serly selaku guru bimbingan konseling SMA Dawana.

"D-dia, sudah memperkosa saya dan mencoba untuk melecehkan saya lagi." Alya memberi pengakuan palsu, namun mampu membuat semua orang mempercayainya.

Pengakuan itu tentu saja telah mengejutkan seluruh siswa - siswi hingga jajaran guru. Kafi Sangkala, reputasinya sebagai siswa berprestasi itu seketika hancur karena pengakuan tidak berdasar tersebut. Namun anehnya ia tidak berusaha untuk membantah apapun atau sekedar memberikan pembelaan untuk dirinya sendiri mengenai tuduhan itu.

"Parah, muka polos tapi lebih bejat dari penjahat kelamin!"

"Orang - orang yang kelihatannya polos diem - diem menghanyutkan anjir!"

"The real predator lagi nyamar!"

Begitu banyak kalimat sindiran yang ditujukan untuk Kafi. Namun lelaki itu sudah terlahir menjadi bodo amat, telinga dan hatinya seakan kebal dengan kalimat seperti itu. Tidak ada yang bisa membuatnya sakit hati di dunia ini, kecuali kehilangan orang - orang berharga dihidupnya. Saat itu semua orang bisa menyaksikannya dirinya rapuh serapuh - rapuhnya.

"Alya dan Kafi, ikut saya ke ruang bk, kita harus bicarakan ini semua." ujar Bu Serly memberikan perintah pada keduanya.

•••

"Apakah pengakuanmu itu benar, Alya?" tanya Bu Serly kepada Alya yang sedari tadi betah berdiam diri dengan menunduk sembari memainkan jari jemarinya. Sudah selama tiga puluh menit ia diam.

Bu Serly menghela nafas sabar, menunggu Alya mengumpulkan keberaniannya untuk menjawab.

"Saya paham jika kamu trauma, tapi kami sangat membutuhkan penjelasanmu." kata Bu Serly berusaha menciptakan suasana nyaman agar Alya bisa merasa jauh lebih tenang. Bahkan Alya tidak pernah tahu siapa yang dengan tega telah memperkosanya. Betapa memalukannya hidup tanpa harga diri.

Kedua bahunya terguncang, menahan tangis. Sebelum akhirnya ia memutuskan meninggalkan ruangan tanpa sepatah katapun, hanya karena tidak ingin tangisnya pecah. Kehadiran Fajar yang menghampirinya dengan menunjukan senyum kepuasan itu membuat langkah Alya terhenti.

"Bagus, kalau kenyataanya lo bodoh dan tolol, setidaknya lo bisa dimanfaatin." puji Fajar.

Lelaki itu mengelus puncak kepalanya dengan cara kasar, dan memeluk tubuhnya terlampau erat. Fajar tidak lain melakukannya dengan sengaja. Alih - alih memberikan kenyamanan, justru malah menyiksa Alya hinga wajahnya memerah padam. Ketika Alya berontak minta dilepaskan, Fajar menginjak kaki Alya membuat gadis itu terdiam pasrah menahan sakit.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang