STIGMA-17

52.8K 8.4K 2.5K
                                    

Hai, ketemu lagi sama aku..

Hai, ketemu lagi sama aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Fajar tidak berhenti mengerang kesakitan, hingga suaranya memenuhi ruangan sunyi tersebut. Fajar beralih memukul kepalanya dengan keras. Tanpa Alya sadari, bahwa air matanya sudah terjatuh tanpa bisa ia cegah. Hatinya ikut merasa sakit melihat Fajar dalam kondisi seperti saat ini.

"Fajar, cukup. Jangan lakuin itu!" ujar Alya meminta Fajar untuk berhenti, namun Fajar tidak kunjung berhenti, seakan tidak mendengarkan apa yang dikatakan Alya.

"FAJAR, BERHENTI! AKU MOHON!" teriak Alya memohon yang kemudian menahan kedua tangan Fajar yang terus memukuli kepalanya sendiri. Tangis Alya pun pecah saat Fajar menatap matanya dengan pandangan penuh rasa sakit. Suasana seketika hening, Alya mencoba menyadarkan Fajar dengan guncangan kecil, setelah Alya menjauhkan kedua tangannya, Fajar yang tidak bisa lagi menahan keseimbangannya dengan duduk pada sebuah kursi itu langsung jatuh di lantai membuat Alya membelalakkan kedua matanya karena terkejut. Beberapa detik kemudian, pintu ruang perawatannya dibuka dengan kasar dan menampilan Amara dengan mimik wajah marah. Ia datang dengan sebuah kursi roda.

Amara menghampirinya dan mengabaikan keberadaan Fajar, bahkan melangkahi tubuh Fajar yang tergeletak di lantai,"Apa yang terjadi denganmu? Apa kamu mengira Mama tidak tahu kapan kamu meninggalkan rumah dan melewati waktu belajarmu?!" tanya Amara.

"Maaf, Ma...."

Tanpa berbasa - basi, Amara lantas menarik tangan Alya dengan kasar,"Jangan buang - buang waktu disini. Ayo pulang, kamu harus belajar! Masih banyak materi yang harus kamu kejar dan selesaikan malam ini juga."

"Ma, Alya masih butuh istirahat." jawab Alya meminta pengertian dari Amara.

"Istirahatnya nanti aja sekalian. Lagian keadaan kamu baik - baik aja. Jangan berlebihan. Kedua tangan dan otak kamu masih berfungsi dengan baik. Nggak ada alasan untuk nggak belajar!" ujar Amara bersikeras dengan menyentak dahi Alya menggunakan jari telunjuknya.

"Ma, apa sedikitpun Mama nggak mau tanya gimana keadaan aku?" tanya Alya dengam mimik wajahnya yang sendu.

"Alya jatuh dari tangga, tulang leher Alya patah dan pergelangan kaki kanan Alya retak ." lanjut Alya sengaja menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

"Itu pasti karena kamu tidak bisa berhati - hati 'kan? Sepertinya tidak ada satu hal yang bisa kamu lakukan dengan benar di dunia ini! Selain bodoh kamu juga ceroboh. Siapa yang akan merasa bangga jika mempunyai anak sepertimu, Alya?" tanya Amara sangat menyinggung perasaan Alya.

Alya menggeleng dengan cepat,"Alya jatuh karena di dorong dari tangga."

"Siapa yang melalukan itu kepadamu?" tanya Amara sebelum akhirnya sadar akan keberadaan Fajar. Amara menunjuk kearah Fajar yang tergeletak di lantai ruang perawatannya itu."Apakah dia orang yang menyebabkan kamu seperti ini?"

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang