Absen sesuai nama bias kalian yuk👉🏻
Sebelum baca, tinggalin jejek vote dulu biar gak lupa. Wajib yaa
•••
Jelita mendadak dendam dengan Fajar yang lebih dulu membongkar rahasianya. Mendengar adanya keributan, salah satu guru dengan cepat bergerak untuk menghentikan. Kepalan tangan Jeliat menguat, hingga buku - buku tangannya memutih. Ia dipaksa untuk menahan diri, dan menyimpan amarahnya dalam diam.
"Runtutan selanjutnya adalah pembagian kelompok. Dimohon untuk semuanya jangan ada yang berbicara lagi."ujar guru pendamping memperingati. Semua peserta diam dan mendengarkan.
"Kelompok dua putri diantara lain adalah Jelita Anova Millano, Norra Adiantari, Anindya Leksita dan yang terakhir adalah Aralya Rylie Millano. Satu kelompok berisikan empat orang, dan kalian berempat satu tenda."
Jelita hanya bisa memutar bola matanya dengan malas, begitu juga dengan Norra dan Anindya yang menatap Alya dengan sinis dan tidak sudi. Alya menggeleng tidak setuju, dan menuntut untuk pindah kelompok.
"Maaf, pak. Boleh nggak kalau saya pindah kelompok?" Alya mulai mengajukan pertanyaan.
"Tidak bisa, karena pembagian kelompok sudah diatur. Satu pindah, saya yakin yang lainnya juga akan ikut pindah. Jadi tetaplah berada di dalam kelompokmu sesuai dengan yang sudah dibagikan secara merata."
Alya pun pasrah untuk satu kelompok dengan Jelita. Jelita kini sudah tersenyum miring, ia sudah memikirkan rencananya untuk memanfaatkan tenaga Alya nantinya. Ia memerintahkan Norra dan Anindya untuk mendekat dan membisikan sesuatu pada mereka.
•••
Stigma semua orang tentang Alya memang selalu buruk setelah seluruh aibnya terbongkar. Namun yg bisa ia lakukan adalah menutup telinganya dengan rapat.
"Mukanya aja polos, minta dikasihanin. Tapi kelakuannya kotor. Cewek mana yang rela di pakai berame - rame kecuali dia?"
"Nyokapnya seorang jalang 'kan? Ternyata sikap murahannya nurun dari induknya."
"Gue kalau jadi dia mendingan mati dari pada harus nahan malu, karena udah nggak punya harga diri. Bayangin aja tubuh dia dijadiin objek fantasi liar sama cowok - cowok disekolah, bahkan sama guru - guru cabul?"
"Kasian yaa badannya memar memar gitu, katanya sih bokapnya sering pukulin dia kalau lagi marah setiap hari. Dia kan anak yang lahir karena kesalahan. Alias anak haram!"
Tidak hanya Alya, namun Jelita juga ikut terseret. Orang - orang sekitar mulai mencari - cari kekurangannya. Ia dipandang buruk ketika semua orang tahu jika dirinya dengan Alya adalah saudara. Disepanjang langkahnya, ia menuai banyak hinaan. Ketika Jelita mulai muak, ia menyentak tubuh Alya dengan kasar dan menunjuk wajah Alya dengan jari telunjuknya.
"Kenapa lo cuma diem aja? Kenapa lo nggak bilang ke mereka kalau semua itu salah? Sesulit itu ya buat bilang kalau lo nyuri nama belakang keluarga gue dan ngegunain tanpa izin?!" ujar Jelita seenak jidatnya. "Semua orang sekarang sibuk banding - bandingin gue sama lo! Lo pikir gue suka disama - samain kayak lo? Najis!"
Alya yang tidak mau mendengarkan Jelita lebih lanjut itu memilih untuk mengangkut peralatan tenda dan mengabaikan sederet kalimat yang dilontarkan oleh Jelita.
"Lo dengerin gue nggak sih? Nggak usah pura - pura budeg lo!" murka Jelita, merasa tidak terima karena tetap diabaikan, ia menghampiri Alya dan sengaja membuka tudung kepala dari hoodie yang digunakan Alya hingga memperlihatkan tampilan rambutnya yang sebagian botak. Semua orang yang melihatnya dibuat terkejut, bahkan menertawakannya karena bagi mereka sangat lucu.

KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA (SELESAI)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] [GENORAZORS SERIES 2] Aralya Rylie Millano, hidupnya tidak seindah senyumannya yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Ia terlahir karena hubungan satu malam. Selain keluarga besarnya, ayahnya, semua orang juga...