Absen jam sesuai batre hp kalian masing - masing yuk?
Seberapa siap kalian untuk mencaci maki Fajar di part ini?
Siap penuhin setiap paragraf dengan komentar?
Apa alasan kalian mau baca cerita ini?
•••
Sebelum berangkat ke sekolah, Alya menonton tayangan televisi yang sedang menyiarkan berita harian yaitu kasus kematian. Ia menyaksikannya dengan santai.
"Pagi ini, dua gadis remaja dengan inisial B dan I berumur tujuh belas tahun dinyatakan meninggal akibat bunuh diri dengan meloncat dari jembatan layang. Gadis dengan inisial B ditemukan tewas lebih dulu, tiga puluh menit kemudian gadis dengan inisial I juga ditemukan tewas. Dugaan bunuh diri adalah depresi akibat pemerkosaan dan pelecehan seksual."
Alya belum menyadari jika dua gadis remaja yang meninggal itu tidak lain adalah dua orang baik yang mau menerimanya sebagai sahabatnya. Sebelum pak Cipto tiba - tiba menghampirinya dan memintanya untuk ikut bersamanya tanpa memberitahu tempat yang akan menjadi tujuan mereka. Ketika Alya sadar tempat tujuannya bukan sekolah, ia menatap sebuah bola basket disebelahnya, bola tersebut milik Fajar, pagi ini ia harus segera membawanya ke sekolah karena sekitar tiga puluh menit lagi lelaki itu akan melangsungkan pertandingan. Jika terlambat, lelaki itu pasti akan marah besar.
Alya dibawa ke tepi sungai yang curam. Puluhan polisi berjaga disekitar lokasi, Alya menatap sesuatu yang sudah ditutupi oleh kain kafan. Alya masih belum bisa memahami ataupun menyadarinya.
"Apakah anda gadis bernama Aralya Rylie Millano?" tanya pihak kepolisian, Alya mengangguk. Ia menerima selembaran kertas, katanya namanya terterda di dalam surat tersebut. Setelah membaca kalimat yang tertuang di dalamnya, tangannya mendadak gemetar.
Untukmu sahabat kami, Aralya Rylie Millano. Dunia telah pergi menjauhi kami, hingga kami perlahan kehilangan diri sendiri. Betapa payahnya kami memiliih untuk menyerah ketika seharusnya kami saling menguatkan untuk bertahan. Kami akan hidup dalam kedamaian. Tiada yang lebih baik lagi, kamu adalah seseorang yang paling hebat dalam hidup kami. Bertahanlah untuk dirimu sendiri.
Dari Bianca dan Irene, ayo berjuang!
Kedua matanya terasa panas, ia memukul dadanya berulang kali ketika merasakan sesak. Ia akan menangis lagi, kedua bahunya sudah terguncang hebat. Tidak lucu jika asmanya akan kembali kambuh. Alya memaksa masuk ke daerah yang dijaga ketat oleh pihak kepolisian itu, bahkan garis polisi kini membentang disekitar lokasi kejadian.
Alya merangkak untuk memastikan sendiri, ia memejamkan kedua matanya dengan kuat ketika mengenali bahwa itu adalah jasad mereka. Hidupnya sudah tidak pernah bahagia, dan tuhan dengan teganya mengambil orang - orang yang berharga dihidupnya.
"Kenapa kalian berdua satu pesatu pergi tanpa ngajakin aku? Aku mau ikut pergi yang jauh, tanpa perlu memikirkan masalah apapun, aku cuma mau tenang."
"Ada banyak suara yang berisik dikepala aku sampai kepala aku rasanya mau meledak, ada rasa sakit yang begitu menyiksa dihati aku sampai rasanya aku mau mati."
"Aku bukan orang yang kuat seperti yang kalian kira, aku juga capek, pengen menyerah."
"Aku nggak yakin bisa bertahan sendirian, disaat diriku sendiri mendambakan kematian."
"Seru kali yaa kalau aku juga lompat dari jembatan? Pasti indah rasanya kalau kita semua bisa mati sama - sama."
"Oke, kalau kalian mau aku bertahan, aku akan bertahan. Aku bakalan cari tahu siapa yang berani ngelakuin hal sejahat itu ke kalian. Aku janji." ujar Alya, ia berusah menguatkan dirinya sendiri, kemudian meyakini dirinya sendiri jika ia bisa melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA (SELESAI)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] [GENORAZORS SERIES 2] Aralya Rylie Millano, hidupnya tidak seindah senyumannya yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Ia terlahir karena hubungan satu malam. Selain keluarga besarnya, ayahnya, semua orang juga...