Sebelum baca vote terlebih dahulu ya setelah itu baru lanjut baca lagi. Wajib ya! Ramein komen juga ya biar aku semangat untuk update💓💓💓
•••
Hanya ada Kafi yang membantu Alya dalam
persiapan pulang dari rumah sakit yang jadwalnya di tentukan hari ini. Alya terlihat murung dan sama sekali tidak bersemangat, karena ia mengharapkan Wiguna akan datang untuk menjemputnya pulang bersama, namun ia sadar jika itu tidak akan pernah terjadi karena Wiguna tidak pernah mengakui Alya sebagai putrinya sendiri. Alya tidak sedikitpun berharga di mata Wiguna, dan apapun yang terjadi pada diri Alya, Wiguna tidak sekalipun pernah memperdulikannya."Kak, aku berharap Papa bakalan datang buat jemput aku dan pulang kerumah sama - sama tapi kayaknya Papa nggak akan datang ya?" tanya Alya dengan memunculkan senyumnya, walaupun nyatanya ia ingin sekali menangis.
"Kamu ada hubungin Papa sebelumnya?" tanya Kafi.
Alya mengangguk singkat,"Tapi Papa sama sekali nggak pernah balas pesan aku, aku telponin juga nggak diangkat. Papa memang nggak pernah sayang sama aku, aku tau itu kok."
"Mungkin Papa lagi sibuk, kamu pulangnya biar kakak yang antar ya?" Kafi kembali bertanya dengan lembut. Mendengar itu, Alya hanya bisa tersenyum miris.
"Iya Papa selalu sibuk kalau urusan tentang aku. Disaat semua orang menjadikan bahu seorang ayah untuk bersandar, kenapa bahu Papa terlalu jauh untuk aku gapai, kak?" tanya Alya dengan nada lirih.
"Aku selalu nggak punya tempat untuk pulang. Nggak ada yang mau nerima aku, termasuk Papa," ucap Alya sembari menggeleng."Tapi aku mau terus berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dari Papa. Suatu saat Papa pasti mau nerima aku!"
Kafi mengulurkan tangannya untuk mengelus puncak kepala adiknya itu dengan penuh kasih sayang."Ini baru adik kesayangan kakak. Percaya sama kakak kalau semua rasa sayang Papa hanya untuk kamu, hanya saja Papa masih menyesali perbuatannya di masa lalu. Bukan berarti dia menyesal punya kamu, Alya."
•••
Wiguna yang kebetulan melewati meja makan, tiba - tiba saja kepikiran untuk membuka tudung saji, dan menemukan makanan basi yang disimpan berhari - hari. Ia bersama Amara jarang makan dirumah, sampai tidak menyadari adanya makanan basi yang aromanya sangat menyengat.
Wiguna tidan sengaja menemukan secarik kertas disana dan segera meraihnya kemudian membacanya.
"Dimakan yaa Pa, Alya masakin ini sepenuh hati untuk Papa. Walaupun kelihatannya nggak menarik, tapi dijamin rasanya lumayan enak. Semoga suka ya, Pa!❤️"
Putrinya telah memasakan makanan itu untuknya? Ia dihantui rasa penyesalan karena tidak mengetahuinya, bahkan ia belum sempat memakannya. Ia menatap makanan basi itu dengan nanar.
Tangannya terhulur untuk memakan makan yang sudah basi itu dengan tanpa sadar. Bi Surti yang melihatnya pun melebarkan kedua matanya dan segera menghentikan majikannya.
"Apa yang Tuan lakukan? Makanan itu sudah basi tuan," ujar Bi Surti. Wiguna menolah dengan linglung, kemudian berusaha mengingat apa yang baru saja ia lakukan.
"Apakah saya baru saja melakukannya?" tanya Wiguna terlihat bingung sendiri. Bi Surti melihat kearah jam dinding, jam sudah menunjukkan waktu tuannya untuk mengkonsumsi obat. "Kenapa makan basi masih ada disini?"
"Maaf tuan, nona Alya meminta saya untuk tidak menyingkirkannya," jawab Bi Surti.
"Saya mau ke ruang kerja saya. Sementara itu bereskan meja makan," perintah Wiguna.

KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA (SELESAI)
Ficțiune adolescenți[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] [GENORAZORS SERIES 2] Aralya Rylie Millano, hidupnya tidak seindah senyumannya yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Ia terlahir karena hubungan satu malam. Selain keluarga besarnya, ayahnya, semua orang juga...