Makasih yang udah tembusin target😍
Enak kan kalau aku rajin update. Maka dari itu targetnya harus ditembusin. Draft cerita udah banyak bgt🤭
Ramein komen ya gais, wajib!
•••
Fajar dikejutkan dengan keberadaan seorang wanita asing dengan penampilan glamour dan nyentrik, tepat ketika ia baru saja menginjakan kakinya di rumah. Rambut yang diwarnai cokelat terang, dress berwarna merah, dan lipsticknya yang juga berwarna merah merona, serta berbagai macam accesories mahal yang dikenakannya hingga memberikan kesan mewah. Wanita itu duduk di atas sofa dan bersikap seperti sedang berada dirumahnya sendiri. Menyadari kehadiran Fajar, wanita itu bangkit dan menyapa Fajar dengan tersenyum lebar.
Fajar menatap wanita itu cukup lama, berusaha untuk mengenalinya. Ia lantas tersenyum menahan jijik ketika dapat mengenali wajah wanita itu yang tidak lain adalah wanita yang bercumbu mesra dengan Roy di villa pribadinya. Fajar melempar tasnya kesembarang arah, dan menghampiri wanita itu dengan langkah lebar. Rahangnya sudah mengeras, begitu juga dengan tatapannya yang menatap wanita itu penuh kebencian.
Betapa tidak malunya wanita murahan itu menginjakan kaki dirumahnya.
"Apakah anda tidak punya harga diri sampai berani memperlihatkan wajah anda yang menjijikan itu dirumah ini?!" sarkas Fajar dengan tawa sinisnya, seakan mengejek. "Jangan berani kotori rumah ini, sialan!"
"Dengan mendatangi rumah ini, sudah memperlihatkan jika anda tidak punya rasa malu menjadi perusak rumah tangga orang lain. Sekalinya jalang, anda akan tetap jalang!"
"Anda mengira saya tidak tahu apa yang anda lakukan dengan Papa saya di villa? Bahkan kata murahan tidak cukup menggambarkan betapa rendahnya anda sebagai seorang wanita!" Fajar melanjutkan dengan dadanya yang naik turun.
"FAJAR, HENTIKAN!" suara bentakan tersebut berhasil mengalihkan atensi Fajar. Ia menoleh menatap Roy yang kini sudah berada tepat dibelakangnya. "Papa yang membawanya kemari, bukan salahnya karena mendatangi dirumah ini!"
"Papa serius belain wanita murahan ini?" tanya Fajar merasa tidak percaya. "SEBERHARGA ITU KAH JALANG INI BUAT PAPA?! APA YANG BISA DIA KASIH YANG MAMA NGGAK BISA KASIH BUAT PAPA?!" Fajar tidak bisa mengendalikan dirinya. Kedua matanya sudah memerah. Sebagai seorang anak ia sangat kecewa.
"Jaga bicaramu, Fajar! Tolong hormati dia, Papa tidak pernah mengajarimu menjadi bajingan seperti itu!" ujar Roy dengan nada memperingati.
"Papa bilang apa? Papa nggak pernah ngajarin aku menjadi seorang bajingan? Justru sifat aku menurun dari Papa, aku tidak lain adalah duplikat Papa." ujar Fajar kemudian menjedanya."Aku anak dari seorang bajingan!"
"Menghormati dia?" Fajar kembali tertawa sambil menatap sekilas kearah wanita itu."Jangan pernah minta aku untuk menghormati dia sebelum Papa bisa menghormati Mama sebagai istri Papa!"
"Kenyataanya Mamamu juga bermain dengan pria lain dibelakang Papa. Dia juga berselingkuh!" tekan Roy membuat Fajar termenung. Lelucon macam apalagi ini?
"Jadi, kalian sama - sama mengetahui jika kalian berselingkuh?" tanya Fajar tidak menyangka, ia berusaha mencerna semuanya sebaik mungkin, meski sulit. Ia sejak awal sudah mengantongi sebuah pisau di jaketnya yang kini sudah ia genggam dibalik punggungnya. Rajasa yang melihat itu segera mengarahkan kursi rodanya untuk mendekat dan menahan tangan Fajar untuk melakukan hal yang berbahaya.
"Taruh pisaunya ya kak, kata Mama itu bahaya." ujar Rajasa kepada Fajar, membuat pisau dalam genggamanya itu terjatuh bebas dilantai.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA (SELESAI)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] [GENORAZORS SERIES 2] Aralya Rylie Millano, hidupnya tidak seindah senyumannya yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Ia terlahir karena hubungan satu malam. Selain keluarga besarnya, ayahnya, semua orang juga...