Absen sesuai zodiak kalian👉🏻
Sebelum baca, tinggalin jejek vote dulu biar gak lupa. Wajib yaa!
•••
Hari berganti malam, udara terasa semakin dingin dan menyengat hingga ke tulang. Angin malam ini sangat kencang, suara petir saling menyambar diatas sana, sebentar lagi akan turun hujan deras. Di cuaca seperti saat ini sangatlah berbahaya untuk tubuh karena dapat memicu hipotermia. Seluruh peserta diperintahkan untuk berada di tenda masing - masing dan dilarang untuk berkeliaran diluar. Seluruh guru pendamping pun mengecek semua tenda dan memastikan semua peserta sudah berada di dalam tenda. Hanya satu peserta yang keberadaannya tidak diketahui dimana, yaitu Alya.
Dewa mendatangi Fajar untuk memberikan informasi penting mengenai Alya kepada lelaki itu."Alya, dia nggak ada di tendanya dari beberapa jam yang lalu, dia hilang."
Mendengar itu, Fajar sontak berdiri. Rasa khawatir yang berlebihan kini tergambar jelas dimatanya. Yang paling ia takuti untuk saat ini adalah jika sesuatu terjadi pada gadis itu. Karena cuaca diluar sangat berbahaya untuk gadis itu. Ketika hendak nekad keluar dari tendanya, Dewa dengan cepat menahannya untuk tidak pergi kemana - mana.
"Minggir lo!" Fajar mendorong tubuh Dewa untuk menyingkir dari hadapannya. "Jangan halangin gue, gue mau pergi cari dia sampai ketemu, dia bisa kena hipotermia, dia bisa mati, sialan!" lanjut Fajar dengan membentak kasar.
"Beberapa guru udah bergerak untuk cari dia, serahin sama mereka, Alya pasti ketemu, lo harus percaya," ujar Radya menenangkan Fajar.
"Nggak, Alya udah pasti butuh gue. Dia pasti nungguin gue, gue mau cari dia!" kekeuh Fajar dengan keras kepala. Fokusnya terbagi, karena pikirannya hanya tertuju pada gadis itu.
Selanjutnya Kazan maju dan berusaha untuk membuat Fajar kembali fokus."Ikutin perintah yang ada, mereka bakalan bawa Alya kembali dengan selamat. Sekarang baru peduli lo sama dia? Kemarin - kemarin lo kemana?Bahkan setiap Alya butuh lo, lo nggak pernah ada buat dia!"
"Itu dulu, sekarang keadaanya udah beda!" balas Fajar dengan nada menyesal.
Ponselnya berdenting, menandakan sebuah pesan baru saja masuk dari sebuah nomor yang tidak dikenal. Fajar dengan cepat membukanya, seseorang mengirimkan sebuah foto kepadanya yang memperlihatkan Alya yang dalam keadaan kedua tangan dan kakinya yang terikat sebuah tali dan mulutnya yang dilap ban.
"Selamatin dia sebelum terlambat, atau lo bener - bener kehilangan dia."
Rahang Fajar mengeras ketika mengetahui siapa dibalik ini semua, pandangannya menggelap, kilatan amarahnya sudah membara dibalik manik matanya. Ia tidak akan menahan diri untuk tetap diam tanpa melalukan apa - apa, karena kenyataanya Alya dalam bahaya.
"Alya dalam bahaya, seseorang udah ngancem gue dengan gunain Alya," putus Fajar kemudian nekad keluar dan berlari secepat yang ia bisa dan mengabaikan larangan dari para sahabatnya, sebelum mereka semua memutuskan untuk menyusul.
Fajar menghentikan langkahnya ketika melihat keberadaan Alya yang sudah menatapnya dengan menangis, seorang laki - laki dengan pakaian serba hitam terlihat berada di sebuah perahu yang dia
di tengah danau dan berdiri disebelah Alya dan siap mendorongnya dari perahu. Fajar berlari hingga pijakannya berada di ujung danau, kedua mata Fajar melebar ketika Alya berada berakhir jatuh. Tatapan gadis itu ketika menatapnya seakan meminta sebuah pertolongan.Ia mematung dengan degup jantungnya yang seketiak berhenti, sebelum ia melepaskan jaketnya dan memutuskan berenang untuk menyelamatkan Alya. Kazan, Radya, Bima, Dewa dan Pradipta dan juga para guru yang baru saja menginjakan kakinya disana sudah berusaha mencegah Fajar, namun lelaki itu tidak sedikitpun mau mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STIGMA (SELESAI)
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA] [GENORAZORS SERIES 2] Aralya Rylie Millano, hidupnya tidak seindah senyumannya yang selalu ia perlihatkan pada dunia. Ia terlahir karena hubungan satu malam. Selain keluarga besarnya, ayahnya, semua orang juga...