STIGMA-38

46.6K 8.1K 2K
                                    

Sebelum baca, tinggalin jejak vote kalian disini, wajib👉🏻

Absen sesuai tahun lahir kalian yuk, aku 2002, ada yang sama?

•••

Jelita yang sedang menikmati makan malamnya itu tersentak kaget ketika Anderson menggebrakan meja makan. Ia menghentikan kegiatan mengunyahnya dan menatap Anderson yang kini juga tengah menatapnya dengan jengah, tatapannya mengartikan bahwa Anderson marah besar.

"Ada apa, Da-dy?" tanya Jelita dengan hati - hati.

Anderson sudah bangkit dari duduknya sebelum menyelesaikan makan malamnya."Jelita, ikut Daddy sekarang, ada yang harus kita bicarakan," ujar Anderson dengan isyarat perintah yang tidak bisa diabaikan.

Jelita mengangguk kecil, sebelum memutuskan pergi menyusul Anderson, Jelita menatap Zenda—-Ibunya dengan tatapan cemas, perasaanya mendadak tidak tenang, dalam hati ia berharap bahwa suasana hati Anderson dalam keadaan baik.

Anderson memberikan informasi jika SMA Dawana akan mengadakan rapat komite kekerasan sekolah, dan siswi yang akan di dihakimi adalah Jelita.

"Besok akan diadakan rapat komite kekerasan di SMA Dawana, seribu surat persetujuan sudah terisi dari siswa - siswi SMA Dawana yang sudah mengajukan permohonan dan menuntut kamu untuk dikeluarkan dari sekolah," kata Anderson membuat Jelita seketika panik.

"Apapun yang terjadi, Daddy akan melindungku 'kan?" tanya Jelita dengan penuh harap. Selanjutnya ia bersimpuh dihadapan kaki Anderson dengan merasa bersalah.

"Kamu merasa bersalah karena tindakanmu?" tanya Anderson.

Jelita menggelengkan kepalanya. Karena ia tahu, jawaban yang diharapkan oleh Anderson adalah jawaban 'tidak'

"Bagus, kamu tidak boleh menyesal. Apa yang kamu lakukan itu sama sekali tidak salah," balas Anderson kemudian membantu putri semata wayangnya itu untuk kembali berdiri.

"Kalau aku dikeluarkan dari sekolah bagaimana Daddy? Aku tidak mau berhenti sekolah," tanya Jelita meringis dengan air mata buayanya.

"Dikeluarkan  karena menjadi pelaku pembullyan? Tidak akan Daddy biarkan. Pemilik yayasan dan kepala sekolah adalah teman baik Daddy, Daddy akan menemuinya dan memintanya untuk menyakal tuduhan dan mempertahankanmu untuk tetap bersekolah disana." Anderson kembali berujar.

"Kamu tenang saja, biarkan Daddy yang mengurusnya."

"Benar Daddy?" tanya Jelita sembari menghapus jejak air matanya.

"Yes princess, apapun demi kesayangan Daddy," kata Anderson dengan nada lembut seperti biasanya. Jelita pun langsung berhamburan kedalam pelukan Anderson.

"Thankyou so much Daddy, I love you," ucap Jelita, ia mulai bersikap manja dengan Anderson yang baginya adalah seorang ayah paling hebat di dunia.

•••

Anderson mendatangi ruang kepala sekolah beberapa jam sebelum rapat komite kekerasan sekolah dilaksanakan. Sunandra menundukan tubuhnya ketika berhadapan dengan Anderson secara langsung, ia lantas mempersilahkan Anderson untuk duduk disebuah kursi dihadapan mejanya.

"Saya merasa terhormat karena mendapatkan kunjungan dari anda tuan Anderson," ujar Sunandra selalu kepala sekolah.

"Apakah anda membutuhkan sebuah bantuan? Saya siap membantu anda seperti biasanya."

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang