STIGMA-15

57.1K 8.4K 4.2K
                                    

Oke belum ada 30 menit udah nembus ye targetnya, dua kali lipat lagi😍

Oke belum ada 30 menit udah nembus ye targetnya, dua kali lipat lagi😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Fajar masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan antusias untuk berjumpa dengan kedua orang tuanya. Tepat setelah pintu terbuka, kedua bahunya turun, kehilangan semangat. Keadaan sangat sepi dan suasana begitu hampa seperti biasanya. Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun, namun tidak berarti apa - apa. Setiap tahunnya tidak ada yang spesial dari ulang tahunnya.

Dengan ekspresi datarnya, Fajar mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi kedua orang tuanya, untuk sekedar memastikan apakah mereka berbohong kepadanya atau tidak.

"Mama sekarang ada dimana?"

"Mama lagi ada janji temu dengan beberapa pengacara. Udah dulu ya, tamu Mama udah datang."

"Papa sekarang dimana?"

"Papa sedang rapat dengan hakim pembantu untuk menganalisis kasus. Kalau tidak penting, Papa matikan telponnya."

Fajar tertawa kemudian membanting ponselnya hingga layarnya sedikit retak. Tidak lama kemudian, orang kepercayaan kedua orang tuanya yang sudah bekerja selama kurang lebih sepuluh tahun itu mendatangi Fajar, dan memberikan hasil pengamatannya sesuai dengan permintaan khusus dari Fajar setiap harinya.

"Nyonya Elen dan Tuan Roy malam ini terpantau sedang menghabiskan waktu bersama selingkuhan mereka masing - masing." ujar lelaki berumur tiga puluh tahun itu, yang kemudian memberikan beberapa lembar foto kepada Fajar."Sementara ini adalah beberapa gambar yang berhasil saya ambil secara diam - diam."

Fajar menerima beberapa buah foto tersebut dan mengamatinya satu persatu. Dalam foto tersebut terlihat Elen sedang melakukan dinner bersama seorang pria asing dengan tersenyum bahagia di sebuah restaurant bintang lima. Sementara Roy berada di villa pribadinya dengan seorang wanita murahan dan terlihat saling bercumbu dengan mesra. Genggaman Fajar semakin erat, yang tanpa sadar membuat beberapa lembar foto tersebut menjadi lecak.

Ia tersenyum jijik melihatnya. Kenyataanya mereka tidak pernah menemukan kebahagian mereka di dalam keluarga ini, sehingga selalu mencari kebahagian diluar sana. Dugaanya benar, jika mereka berdua berbohong. Fajar melempar beberapa lembar foto tersebut sembarangan, hingga berserakan di lantai.

"Menjijikan!" ujarnya merendahkan kemudian beranjak ke kamarnya tanpa mau peduli.

•••

Elen yang sedang menikmati makanan mahal tersebut dengan pria yang merupakan seorang pengusaha kaya raya itu telah melupakan hal penting pada hari ini.

Jika hari ini adalah ulang tahun putra sulungnya.

Kegiatan makannya terhenti, ia mendadak merasa bersalah karena telah melupakan hari ulang tahun putranya, Rafajar. Ia segera meminta izin untuk pergi ke toilet, dengan tujuan sesungguhnya adalah untuk menghubungi Roy.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang