STIGMA-26

48.3K 7.5K 5.3K
                                    

Udah siapin hati untuk baca part ini? Komen dulu disini.

Vote dulu sebelum baca ya!

Ini bakalan jadi part ter ter teremosi part 1😚

•••

Langkah Alya dihadang begitu saja oleh sekumpulan lelaki yang memadati lorong tengah. Ketika hendak mengambil langkah lain, salah satu diantara mereka menarik tali tas ransel yang digunakannya dari arah belakang, sehingga langkahnya tertahan disana tanpa bisa pergi kemana - mana. Alya mulai merasa terancam ketika mereka mengepungnya dari segala arah dan menatapnya dengan ekspresi yang begitu sulit diartikan, membuatnya lantas berantisipasi.

Salah seorang lelaki mendekatinya, dan menatap wajahnya dengan cermat, kemudian beralih menatap layar ponselnya secara bergantian, seperti sedang memastikan sesuatu.

"Beneran dia orangnya, kita nggak salah sasaran," ujar lelaki itu senang, tangannya terhulur untuk membelai lembut sebelah pipi Alya yang seketika membuatnya mematung,"Gue sangat mengidolakan tubuh lo, mulai sekarang lo jadi tipe cewe yang paling gue idamkan."

"Perjam gue perlu bayar berapa untuk sewa lo?"

Lelaki lainnya menatap setiap jengkal tubuhnya, kemudian berseru takjub."Walaupun sekarang gue ngeliat lo pakai seragam sekolah yang over size, tapi mata gue bisa nerawang betapa indahnya tubuh lo."

"Gue boleh minta foto full body lo? Gue butuh bahan untuk jadi fantasi liar gue."

"Sumpah lo cantik banget, punya gue udah tegang nih."

"Kemaren malam gue mimpi basah, dan gue ngebayangin ngelakuin sama lo. Apalagi kalau kita beneran ngelakuin. Mau?"

"Sama gue aja lah. Gue janji bakalan bikin lo nikmat."

"Nggak bisa gitu, orang gue duluan yang nawarin. Kalau sama gue, gue bisa bikin lo puas!"

"Gue bisa bayar lo semahal yang lo mau! Jadi pilih mana?"

"A-aku nggak ngerti kalian semua ngomong apa," kata Alya dengan ekspresinya yang kelewat polos membuat mereka semua sontak menertawakannya, tawa yang terus terngiang di dalam kepalanya.

"Sekarang, nggak ada seorangpun yang percaya kalau lo itu polos. Yang semua orang tau itu kalau lo adalah cewe murahan," celetuk salah satu diantara mereka. Dalam sebuah kerumunan, ada Fajar disana, dan ia tidak bisa melakukan apapun kecuali berdiam diri dengan kedua tangannya yang terkepal. Matanya memerah, dan dia dalam keadaan marah. Ia ingin tidak peduli dengan apa yang terjadi, tapi hatinya begitu tergores.

"Aku nggak murahan!" jawab Alya tidak terima dengan membentak."Kamu siapa berani nginjak harga diriku?!"

"Oh masih punya harga diri? Kalau gitu sini biar gue beli harga diri lo." Lelaki itu merogoh dompetnya dan meraih sepuluh lembar uang seratus ribu dan melemparnya tepat di wajah Alya."Gue beli satu juta!"

"Masih kurang satu juta? Mau gue tambah lagi?"

Alya menatap mereka semua dengan buliran bening yang melesat begitu saja tanpa bisa ia cegah. Rasa sakit dihatinya tertoreh semakin dalam. Semua orang disekitarnya kini menyorakinya dan mengularkan semua kata kasar dan tidak pantas yang menusuk tepat di relung hatinya. Semua itu tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.

"Cewek gratisan nggak usah sok keras untuk berusaha terlihat mahal! Murah ya murah aja," tandas lelaki itu.

Jelita bersama Norra dan Anindya tengah menyaksikan dari kejauhan. Terlihat Jelita sudah mengembang seringai tajamnya yang terpahat di wajah cantiknya. Jelita melangkah mendekat dan menarik Alya dari kerumunan, dibantu dengan kedua sahabatnya.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang