STIGMA-53

34.7K 5.9K 1K
                                        

Hai semua aku balik lagi setelah sekian lama. Kangen nggak sama notif aku??

Jangan lupa vote dulu sebelum baca ya, wajib!
Beberapa part ada yang aku revisi jadi jangan bingung ya, semuanya bakal aku simpulin di part ini ya

•••

Suara sirine ambulans mengudara yang baru saja tiba di lokasi untuk menjemput pasien. Fajar dan Alya akan dilarikan kerumah sakit dengan dua mobil ambulans yang berbeda. Alya yang sudah tersadar itu hanya bisa menangis dalam diam, dengan suaranya yang tercekat di dalam tenggorokannya ketika melihat keadaan Fajar yang beriringan akan dimasukan ke dalam mobil ambulans yang berbeda. Kedua mata lelaki itu terpejam damai dengan bibir yang nampak begitu pucat. Alya mengulurkan tangannya, berusaha untuk menggapai lelaki itu sebelum tangannya terkulai lemas karena ia tidak cukup bertenaga saat ini.

Selama di dalam mobil ambulans, air matanya terus mengalir tanpa henti. Dadanya terasa sempit sehingga ia tidak bisa bernafas dengan bebas, asma akutnya kambuh sehingga perawat segera memasang alat nebulizer untuk membantu Alya bernapas dengan bantuan tabung oksigen. Tidak ada hal lainnya yang ia inginkan kecuali Fajar. Ia ingin berlari untuk ada bersama lelaki itu dan menemaninya, tapi keadaanya terlalu lemah dan ia benci itu.

Sepuluh jam kemudian...

Alya membuka pejaman kedua matanya, entah ia sudah tertidur berapa lama. Ia menemukan dirinya sendirian berada di sebuah ruang perawatan tanpa adanya keberadaan Fajar. Alya melepas jarum infus yang tertanam di tangan kirinya dan berlari keluar untuk mencari keberadaan Fajar. Disepanjang langkahnya ia terus menyebut nama lelaki itu. Sebelum Kafi yang melihat Alya berkeliaran itu segera menghampiri dan berusaha menyadarkan gadis itu yang nampak linglung dan kebingungan, dengan tatapannya yang begitu mencemaskan sesuatu.

"Kenapa kamu berkeliaran disini? Kamu masih butuh istirahat. Sekarang balik ke ruang perawatan kamu lagi ya?" bujuk Kafi lembut, dan berharap gadis itu akan mengerti.

Alya menggeleng cepat."Aku mau Fajar, cuma mau dia. Sekarang dia ada dimana?"

Kafi hanya diam, dan menatap Alya dengan gelengan pelan, kemudian bergerak untuk mengusap kedua lengan Alya. Alya sama sekali tidak mengerti terhadap respon yang ditunjukkan oleh Kafi. Namun ia yakin jika sesuatu sudah terjadi dengan Fajar yang lantas membuat kedua matanya berkaca - kaca.

"Kenapa cuma diem? Ayo kasih tau aku kak, Fajar sekarang ada dimana?" tanya Alya dengan semakin mengeraskan suaranya. Kafi masih tidak menjawab, tanpa mengucapkan sepatah katapun, Kafi menarik tangan Alya untuk diajak ikut bersamanya mengunjungi sebuah ruangan.

Alya langsung disambut oleh suara dari alat pendeteksi jantung yang terdengar begitu nyaring di dalam ruangan kedap suara. Terlihat Fajar terbaring lemah diatas brankar dengan beberapa alat yang terpasang di tubuhnya. Kepala lelaki itu dalam keadaan diperban, kedua matanya tidak menunjukkan tanda - tanda akan terbuka dalam waktu dekat. Alya menatap lelaki itu dengan nanar, langkahnya membawanya untuk mendekat.

"Kenapa dia tidur disini? Seharusnya dia bangun, dia nggak mau ngeliat aku lagi ya?" tanya Alya dengan begitu lirih.

"Fajar koma, dokter bilang benturan yang dia dapatkan di kepalanya itu menimbulkan cedera yang parah. Sebelumnya dia sudah mendapatkan cedera dikepalanya karena tertabrak mobil saat hendak menyusul kamu," jelas Kafi, membuat Alya membekap mulutnya sendiri.

"Ada satu hal yang pengen kakak sampein ke kamu tentang Fajar. Kalau dia sebenarnya bukan pelaku yang menyebabkan kamu diperkosa. Fajar nggak tau apa - apa, dan tentang video kamu yang tersebar, Fajar sempat memegang file yang berisikan video kamu, tapi dia nggak pernah tau kalau itu adalah video kamu. Fajar dibohongi oleh teman - temannya. Jelita yang berhasil menyalin video itu pun menyebarkannya dengan mengatas namakan Fajar supaya seakan - akan Fajar adalah pelakunya. Dia nggak pernah tau kalau kamu adalah mangsa teman - temannya. Kalau sejak awal dia tahu, dia pasti akan menyelamatkan kamu bagaimanapun caranya," jelas Kafi membuat Alya mematung dengan kedua matanya yang berkaca - kaca.

STIGMA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang