12 - KEINGINAN ZIA

3.8K 306 12
                                    

>Happy reading<

Sesuai dengan apa yang di perintahkan Alvaro. Zia melangkahkan kaki menuju rooftop dengan senyuman di wajahnya. Setibanya di sana, asap rokok memasuki indera penciumannya, sehingga ia menjadi terbatuk karena sesak. Alvaro yang menyadari hal itu, lantas membuang batang rokok di tangannya ke sembarang arah, lalu menghampiri Zia dengan wajah khawatir. "Lo ga papa?"

"Uhuk uhuk."

"Nih, minum dulu." Alvaro memberikan botol yang berisi air kepada Zia. Gadis itu mengambilnya, lalu meneguknya hingga habis.

"Lo ngerokok?" tanya tak percaya Zia.

"I-iya."

"Al, boleh gue ngasi saran?"

"Rokok ga baik buat kesehatan. Mungkin lo sekarang masih belum kenapa-napa, tapi suatu saat lo bakal kena dampaknya, Al. Gue ngomong gini karena peduli sama lo. Satu hal lagi, gue ga suka cowo ngerokok."

Lelaki itu tertegun dengan ucapan Zia. Di saat orang-orang tidak ada yang memperdulikannya, ialah satu-satunya wanita yang masih peduli akannya. Alvaro tersenyum tipis. "Demi lo, gue bakal berhenti ngerokok," ucapnya.

"Gue ga mau lo ngelakuin itu semata-mata cuma karena gue. Al, gue pengen lo ngelakuin itu atas dasar hati dan keinginan lo!"

"Iya, Bu Dokter."

"Gue serius, Al."

"Gue duarius."

"Al," geram Zia.

"Apa sayang?"

"Ngeselin lo!"

Lelaki itu terkekeh kecil. "Mulai besok gue bakal berhenti ngerokok,"

"Atas dasar keinginan gue sendiri," lanjutnya yang membuat Zia tersenyum simpul.

"Nih." Zia memberikan kertas di tangannya kepada Alvaro. "Yang lo suruh kemarin."

Mata Alvaro menatap kertas yang kini sudah berada di tangannya. Ia mulai membaca kata demi kata yang di tulis Zia.

List keinginan Zia.

1. Makan ice cream

2. Punya banyak teman

3. Pergi ke pantai

4. Bertemu pangeran berkuda

5. Bisa berenang

6. Melihara kucing

7. Keliling Jakarta

8. Ketemu Oma di Bandung

11. Punya keluarga lengkap

10. Ngerayain ulang tahun bareng orang yang Zia sayang

11. Sukses

12. Menikah dengan orang yang tepat

13. Sumbang donasi ke Panti Asuhan

"Bertemu pangeran berkuda?" tanya Alvaro menatap Zia.

"Itu keinginan gue waktu kecil."

"Gue bisa wujudin semua keinginan lo semua termasuk menikah dengan lo," ucap Alvaro seraya mengedipkan sebelah mata.

"Tapi untuk keinginan lo yang ke-sebelas, gue ga bisa wujudin. Gue mau lo sukses dari hasil kerja keras dan perjuangan lo sendiri."

"Iyaa, Al."

"Okey, dari sekarang gue bakal ngewujudin satu persatu semua keinginan lo."

Zia merampas kertas yang berada di tangan Alvaro. "Ini cuma keinginan gue waktu kecil. Ga terlalu penting juga kok."

Alvaro kembali merampas kertas di tangan Zia. "Penting atau engga, gue ga peduli. Nanti pulang sekolah lo ikut gue!"

"Ha? Kemana?"

"Beli ice cream."

"Astaga, ga usah, Al."

"Gue maksa."

"Gue ga mau."

"Ga peduli. Kan bisa gue seret lo ke mobil."

"Belum nikah udah KDRT!"

"Oh, lo mau nikah sama gue?"

"E-eh bukan gitu maksud gu—"

"Tenang aja, gue bakal nikahin lo kok nanti. Mau punya anak berapa, hm?"

"Awshh," ringis Alvaro ketika Zia menjitak kepalanya.

"Ga usah ngomong sembarangan. Omongan adalah doa!" tegur Zia.

"Gue ngomong terus ah, biar terwujud."

"Al," geram Zia.

"Apa sayang?"

"Mau gue gampar, hah?"

"Sini kalau berani."

"Gue berani kok."

"Ya udah sini."

Zia melangkahkan kaki mendekati Alvaro. Dengan tubuh bergetar, gadis itu menampar pipi Alvaro dengan pelan. Bahkan rasa sakit sedikit pun tidak di rasakan Alvaro. "Lemes banget, tipes lo?" sindirnya.

"All!!"

Ketika Zia ingin membalikan badan, Alvaro menarik kencang tangan gadis tersebut sehingga menabrak dada bidangnya. Kini jantung Zia berdetak dua kali lebih cepat tidak seperti biasanya.

"Pulang sekolah, gue tunggu lo di mobil," ucap Alvaro tepat di telinga gadis itu.

"Ga us—"

"Mau gue samperin langsung ke kelas lo?"

Gadis itu menggeleng kuat. "O-oke, gue nanti ke mobil lo," ucap gugupnya.

Tangan Alvaro beralih mengacak rambut Zia dengan gemas. "Good girl!"

"G-gue balik kelas duluan," pamit Zia dan di balas anggukan oleh Alvaro.

Alzia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang