>Sebelum baca, yuk follow dulu instagram author! [@diandiaryyy] Jangan lupa juga follow tik tok author [@diandiaryy] Thankyou!!<
>Happy reading<
"Zizi, aku ga yakin."
"Harus yakin, Al."
Kini Alvaro dan Zia sudah berada di depan pintu masuk hotel—tempat berlangsung acara birthday Papa Alvaro. Gadis cantik dengan memakai dress sederhana berwarna putih dan high heels di kaki mulus gadis tersebut. Tidak lupa tas hitam yang berada di tangannya. Gadis cantik tersebut menatap Alvaro yang sudah menggenggam tangannya dengan sangat erat. Lelaki tersebut hanya memakai kemeja berwarna hitam dengan luaran jas putih agar seperti couple-an dengan Zia. Karena banyaknya teman-teman Papanya Alvaro dari perusahaan lain mengikuti acara ini, kini setiap sudut seluruh ruangan sudah terlihat sangat ramai.
Mereka berdua sama-sama melangkahkan kaki memasuki hotel tersebut, dengan Alvaro yang masih setia menggenggam tangan kekasihnya itu. Tatapan Zia tertuju kepada seorang wanita paruh baya dengan pria di sebelahnya tengah bersalaman dengan orang-orang. Lantas ia menarik tangan Alvaro, menghampiri mereka dengan senyum tipis terbit di wajah Zia.
"Ayo sapa, Al," suruh Zia menyenggol lengan kekasihnya itu.
Spontan Mama Mika menoleh ke belakang, menatap kedua sejoli yang kini berada di hadapannya. Senyum tipis terbit di wajah wanita itu. Matanya berkaca-kaca menatap lelaki yang sudah menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia beralih mendekati lelaki tersebut, kemudian memeluknya dengan sangat erat. Zia menyenggol lengan Alvaro, bermaksud agar lelaki itu membalas pelukan Mamanya. Mengerti akan kode Zia, lantas dengan ragu Alvaro membalas pelukan Mama Mika. Melihat hal itu, Zia menjadi tersenyum bahagia.
"Ma, kamu—,"
Pria paruh baya tersebut, menatap tak percaya ke arah lelaki dan wanita yang tengah saling berpelukan di hadapannya. Matanya juga ikut berkaca-kaca karena terharu. Ia beralih menghampiri mereka berdua, kemudian ikut memeluk Alvaro dengan wajah yang sudah memerah—karena menahan tangis.
"A-al, ini kamu, Nak?" tanya Pria tersebut, seraya memegang pipi kanan Alvaro.
Lelaki berjas putih tersebut menganggukan kepala dengan ragu. Lantas Pria paruh baya itu kembali menarik Alvaro ke dalam dekapannya. Seluruh air matanya tumpah di dalam dekapan anaknya.
"Al, Papa minta maaf atas semua kesalahan yang pernah Papa lakuin ke kamu."
Alvaro melepas pelukan Papanya, kemudian menatap sendu ke arah pria tersebut. "Al udah maafin, Pa."
"Maafin Mama juga, Al," ucap Mama Mika dengan tatapan sendunya.
"Iya, Ma. Al udah maafin kalian berdua."
Sedetik setelah itu, mereka bertiga saling berpelukan dengan Zia yang sudah menatap sendu ke arah keluarga itu. Kapan gue bisa ngerasain kayak gitu? Tidak ingin berpikir lebih jauh, Zia menatap langit-langit dinding agar air matanya tidak terjatuh. Merasakan ada yang janggal, Mama Mika juga ikut menarik Zia ke dalam dekapan mereka. Lantas gadis tersebut tersentak dengan apa yang di lakukan Mama Mika, sementara wanita paruh baya tersebut hanya menunjukan senyum tipis kepadanya.
"Ini siapa, Al?" tanya Pria paruh baya tersebut ketika sudah melepas pelukan, lalu beralih menatap gadis di sebelah Alvaro.
"Dia calon mantu kita, Pa. Yang Mama pernah cerita kemarin sama Papa," ujar Mama Mika.
"Zi, kenalin ini Riko, Papanya, Al." Mama Mika mengenalkan Riko kepada Zia.
"Saya Zia, Om." Zia mengulurkan tangan ke arah Riko—Papa Alvaro dengan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alzia [END]
Teen FictionAlvaro Ravendra, lelaki badboy yang memiliki paras tampan dan harta melimpah. Ia di pertemukan oleh seorang gadis unik yang cenderung menyendiri dan cuek terhadap sekitarnya. Zia Agatha Zemora, ialah gadis tersebut. Mereka sama-sama memiliki masa l...