57 - I LOVE YOU, ZIZI

2.4K 155 37
                                    

Yuk sambil dengerin lagu atau ga, habis baca chapter ini langsung dengerin lagu yang di atas biar lebih kerasa feelnya😃

>ALVARO<

>ALVARO<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>ZIA<

>Happy reading<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>Happy reading<

Sudah satu tahun Alvaro pergi meninggalkannya. Sudah satu tahun juga ia masih belum bisa melupakan lelaki itu. Bayang-bayangnya selalu menghantui pikirannya. Tidak pernah ia berpikir untuk berpaling dari mantan kekasihnya itu. Setiap ada lelaki yang menyatakan perasaan kepadanya, ia selalu menolak. Tentu saja alasannya adalah Alvaro.

Beberapa bulan yang lalu, Ucup juga pergi meninggalkannya karena terkena penyakit. Hidupnya terasa sangat suram setelah kehilangan orang-orang yang ia sayangi.

Kini ia bersama teman-teman kuliahnya tengah berada di salah satu rumah sakit di Jakarta. Salah satu dosen mereka sedang sakit. Dan mereka memutuskan untuk menjenguknya.

Ketika melewati salah satu ruangan yang ada di sana, pandangannya tidak sengaja menatap ke arah sahabat dan kakaknya—Alexa yang memasuki salah satu ruangan yang ada di sana. Karena merasa penasaran, ia memutuskan untuk menghampiri mereka namun sebelum itu ia meminta izin kepada teman-teman kuliahnya terlebih dahulu.

Langkah demi langkah ia berjalan, akhirnya ia sampai di depan pintu ruangan tersebut. Sebelumnya dirinya mengetuk pintu terlebih dahulu agar lebih sopan. Setelah itu, dengan perlahan ia mulai mendorong pintu ke depan sehingga orang-orang yang ada di sana semua beralih menatap ke arahnya.

Mulut Zia sedikit terbuka lebar. Matanya melotot menatap ke arah lelaki yang berada di atas ranjang. Wajah lelaki itu sangat pucat, dan tidak ada rambut di kepalanya. Ia memundurkan langkah, sehingga tertabrak pintu di belakangnya.

Alexa menghampiri Zia dengan wajah sendunya. Ia menopang tubuh gadis itu agar bisa berdiri. Sementara teman-teman yang lainnya hanya bisa diam seraya menundukan kepala.

Alzia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang