18 - FIRST TIME

3.4K 271 15
                                    

>Happy reading<

Kabar tentang hubungan Zia dan Alvaro sudah menyebar ke seluruh siswa maupun guru di SMA Bimasakti. Kini Alvaro dengan dua kancing yang di biarkan terbuka dan Zia dengan airpods berada di telinga, tengah berjalan ingin memasuki kantin. Alvaro melepas airpods di telinga Zia, sehingga gadis tersebut menyeritkan dahi heran menatapnya. "Belajar bergaul, Sayang," bisiknya di telinga Zia. Gadis itu hanya membalas dengan senyuman canggung.

Ketika memasuki area kantin, seluruh siswa menatap ke arah mereka sehingga Zia menjadi risih. Menyadari perubahan raut wajah kekasihnya, lantas Alvaro merangkul bahu Zia membuat semua siswi yang ada di sana menjerit histeris. "Ga usah takut," bisiknya kepada Zia.

"Ga bisa, Al."

"Ikutin aja aku."

Kini Alvaro menuntun Zia menuju meja teman-temannya dengan tangan yang masih merangkul bahu gadis itu. Salah satu siswa laki-laki bersiul menggoda ke arah mereka, Alvaro hanya membalas dengan senyuman. Setibanya di meja, Alvaro dan Zia duduk bersebelahan dengan Alexa, Devan dan Reyhan berada di hadapan mereka.

"Ekhem, ada yang baru jadian nih," goda Alexa.

Zia hanya membalas dengan senyuman canggung. Alvaro melirik gadis di sebelahnya. Ia masih tidak menyangka bahwa Zia sudah menjadi miliknya. Teringat akan satu hal, lelaki tersebut berdehem membuat Reyhan yang tengah asik mengestalk mantan menjadi tersentak kaget.

"Sejak kapan lo ada di sini?" tanya Reyhan ketika baru menyadari bahwa Alvaro kini berada di hadapannya.

"Sejak lo lahir!"

"Eh, Zidan mana?" tanya Alvaro yang baru menyadari tidak ada Zidan di sekitarnya.

"Lagi pesenin kita makan," sahut Alexa.

"Kamu mau makan apa?" tanya Alvaro kepada Zia.

"Terserah."

"Cewe emang gitu, Al. Kalau di tanya makan apa jawabnya terserah, di tanya mau kemana jawabnya terserah. Nih contohnya cewe gue," ucap Devan menunjuk ke arah Alexa.

Tidak terima dengan perkataan Devan, Alexa menginjak kaki lelaki tersebut, sehingga ia meringis kesakitan. "Kok kaki gue di injek sih?" protes Devan.

"Siapa suruh ngejelek-jelekin gue!"

Selang beberapa menit, Zidan datang menghampiri mereka dengan membawa banyak piring di tangannya. "Thankyou Zidan, kau memang sahabat sejati aku!" ucap lebay Reyhan membuat mereka yang ada di sana bergelidik ngeri.

"Dan, tolong pesenin kita juga dong," pinta Alvaro kepada Zidan.

Lelaki tersebut menghembuskan nafas kasar. Baru saja datang sudah di jadikan babu lagi. "Cepet, mau pesen apa?" tanya ketusnya.

"Sekarang Zidan berpindah profesi sebagai pelayan guys," seru Alexa dan di balas tatapan tajam oleh lelaki itu.

"Kamu pesen nasi goreng, mau?" Zia hanya membalas dengan anggukan. "Mas, nasi goreng dua ya!" pinta Alvaro.

"Sialan lo!" umpat Zidan lalu pergi lagi meninggalkan mereka.

Tak lama akhirnya Zidan sudah membawa pesanan mereka ke meja dengan wajah yang masih kesal. "Baik banget lo, bro!" Alvaro memberikan Zia satu piring nasi goreng yang tadi ia pesan melalui Zidan.

"Mau aku suapin, hm?" tanya Alvaro.

Wajah Zia mendadak menjadi merah. Bukan salting, tapi ia malu kerena Alvaro mengatakan itu di depan teman-temannya. Ia mencubit tangan lelaki tersebut sehingga Alvaro meringis kesakitan. Mengerti dengan maksud Zia, Alvaro hanya menunjukan cengirannya.

Alzia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang