29 - JUSTIN BIEBER KW

2.5K 201 10
                                    

>ALVARO<

>ALVARO<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>ZIA<

>Happy reading<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>Happy reading<

Di tengah-tengah asiknya Zia menonton film, seseorang mengetuk pintu rumahnya dari arah luar. Ia memutar mata malas. Mood-nya di pagi hari sudah hancur hanya karena sebuah ketukan pintu. Lantas ia berdiri dari duduknya, kemudian menghampiri arah suara ketukan tersebut. Dengan wajah yang masih kesal, gadis dengan rambut di cepol itu membuka knop pintu rumahnya. Terlihat seorang pria dengan topeng bergambar wajah Justin Bieber berdiri di depan pintu. Tidak hanya itu, pria tersebut membawa gitar akustik yang terbuat dari kayu di tangannya.

"L-lo siapa?" tanya bingung Zia.

Bukannya menjawab, lelaki itu malah memasuki rumah Zia, lalu duduk di sofa ruang tamu tanpa persetujuan oleh pemilik rumah tersebut. Zia menyeritkan dahi heran. Siapa dia? batinnya.

Lelaki dengan topeng berwajah Justin Bieber itu mulai memetik sinar gitar dan menyanyikan lagu baby milik JB dengan suara bass-nya.

"You know you love me, I know you care
Just shout whenever, and I'll be there
You are my love, you are my heart
And we will never ever ever be apart,"

"Are we an item? Girl, quit playing
We're just friends, what are you saying?
Said there's another and looked right in my eyes
My first love broke my heart for the first time
And I was like...,"

"Baby, baby, baby oooh
Like baby, baby, baby nooo
Like baby, baby, baby oooh
I thought you'd always be mine (mine)"

Setelah menyanyikan lagu baby milik Justin Bieber, lelaki tersebut membuka topeng dengan tangan kanannya. Mata Zia melotot ketika mengetahui orang yang berada di sofa ruang tamunya itu adalah Alvaro—kekasihnya.

Alvaro menghampiri Zia, kemudian memeluknya dengan erat. Air mata sudah membasahi baju tepatnya di area bahu gadis tersebut. "Maaf, maaf, maaf hiks," isak Alvaro.

Alzia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang