Alvaro Ravendra, lelaki badboy yang memiliki paras tampan dan harta melimpah. Ia di pertemukan oleh seorang gadis unik yang cenderung menyendiri dan cuek terhadap sekitarnya. Zia Agatha Zemora, ialah gadis tersebut.
Mereka sama-sama memiliki masa l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>ZIA<
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>Happy reading<
Di tengah-tengah asiknya Zia menonton film, seseorang mengetuk pintu rumahnya dari arah luar. Ia memutar mata malas. Mood-nya di pagi hari sudah hancur hanya karena sebuah ketukan pintu. Lantas ia berdiri dari duduknya, kemudian menghampiri arah suara ketukan tersebut. Dengan wajah yang masih kesal, gadis dengan rambut di cepol itu membuka knop pintu rumahnya. Terlihat seorang pria dengan topeng bergambar wajah Justin Bieber berdiri di depan pintu. Tidak hanya itu, pria tersebut membawa gitar akustik yang terbuat dari kayu di tangannya.
"L-lo siapa?" tanya bingung Zia.
Bukannya menjawab, lelaki itu malah memasuki rumah Zia, lalu duduk di sofa ruang tamu tanpa persetujuan oleh pemilik rumah tersebut. Zia menyeritkan dahi heran. Siapa dia? batinnya.
Lelaki dengan topeng berwajah Justin Bieber itu mulai memetik sinar gitar dan menyanyikan lagu baby milik JB dengan suara bass-nya.
"You know you love me, I know you care Just shout whenever, and I'll be there You are my love, you are my heart And we will never ever ever be apart,"
"Are we an item? Girl, quit playing We're just friends, what are you saying? Said there's another and looked right in my eyes My first love broke my heart for the first time And I was like...,"
"Baby, baby, baby oooh Like baby, baby, baby nooo Like baby, baby, baby oooh I thought you'd always be mine (mine)"
Setelah menyanyikan lagu baby milik Justin Bieber, lelaki tersebut membuka topeng dengan tangan kanannya. Mata Zia melotot ketika mengetahui orang yang berada di sofa ruang tamunya itu adalah Alvaro—kekasihnya.
Alvaro menghampiri Zia, kemudian memeluknya dengan erat. Air mata sudah membasahi baju tepatnya di area bahu gadis tersebut. "Maaf, maaf, maaf hiks," isak Alvaro.