>Happy reading<
Suasana lapangan sangat heboh. Bagaimana tidak heboh, gerombolan Alvaro cs yang menjadi incaran para siswi-siswi kini sedang bermain basket di tengah lapangan. Seluruh teriakan para kaum hawa menusuk pendengaran Zia dan Alexa. Kedua cewe cantik tersebut, memilih ikut menonton permainan basket dari arah pinggir lapangan. Sedari tadi Alexa tidak henti-hentinya mengumpat, mendengar teriakan gadis-gadis di belakangnya yang sudah memanggil nama satu persatu di antara gerombolan Alvaro cs sembari mengeluarkan pujian yang malah membuat Alexa ingin muntah.
"KAK ALVARO, SEMANGAT!"
"AAA GUE PENGEN BAU-IN KERINGET KAK ALVARO SAMA KAK DEVAN, PASTI WANGI BANGET!"
"SEMANGAT KAK DEVAN GANTENG!!"
Alexa menutup telinga dengan kedua tangannya. Sudah muak dengan jeritan gadis-gadis di belakangnya. Rasanya ingin mencakar satu persatu wajah di antara mereka. Dan bisa-bisanya ada yang memuji Devan ganteng. Padahal di bilang ganteng juga kaga, di bilang pinter juga kaga, di bilang tajir juga tajir sih.
Merasakan ada yang menjanggal di area kewanitaannya, Alexa beralih menatap Zia dengan cengirannya. "Zi, gue kebelet buang air kecil. Jagain tempat duduk gue ya, Zi."
Gadis berambut lurus itu menganggukan kepala dengan senyum tipisnya. Setelah kepergian Alexa, Zia menaruh botol minum yang tadi ia pegang ke tempat duduk di sebelahnya. Agar nantinya tidak ada yang menduduki tempat Alexa. Sedetik kemudian, gadis tersebut beralih menatap ke arah lapangan dengan senyum cerianya.
Tidak sengaja, tatapan Alvaro dan Zia bertemu. Lelaki tersebut menyugarkan rambut yang sudah basah, kemudian mengedipkan sebelah matanya kepada Zia. Lantas Zia yang di perlakukan seperti itu menjadi salah tingkah. Siapa yang tidak akan baper ketika di perlakukan seperti itu coba?
Tak kala akhirnya pertandingan basket selesai. Zia berdiri dari duduknya seraya memegang botol berisi air di tangan mulusnya itu. Lelaki dengan baju olahraga yang sudah di penuhi oleh keringat, menghampiri gadis yang duduk di pinggir lapangan dengan senyum manisnya. Ia beralih mengambil botol minum dari tangan Zia, kemudian meneguknya hingga habis. Zia tersenyum tipis melihat kekasihnya yang kini berada di hadapannya. Hingga tidak sadar banyak mata yang sudah tertuju kepada mereka berdua. Ada yang sudah menjerit heboh karena baper dan ada juga yang tidak suka melihat Zia di dekat Alvaro.
"Kamu hebat banget main basketnya." Zia memberikan dua jempol kepada Alvaro.
"Pacar siapa dulu dong?"
"Pastinya pacar aku lah," bangga Zia.
Tangan Alvaro beralih mencubit gemas hidung Zia, kemudian ia mengecupnya sekilas. Seperti kebiasaannya ketika gemas dengan kekasihnya itu. Banyak para kaum hawa menatap iri kearah Zia. Bagaimana tidak iri, siapa juga yang tidak ingin di perlakukan seperti itu oleh kekasihnya?
"Tambah ganteng deh kamu," puji Zia menatap Alvaro dengan tatapan berbinar. Alis tebal, bibir merah alami dan rambut acak-acakan yang sudah basah dengan keringat, sehinga menambah ketampanan dari seorang Alvaro Ravendra.
Lelaki tersebut hendak menarik kepala Zia ke dalam dekapannya, namun di tahan oleh gadis itu. "Baju kamu basah, Al. Nanti aku basah juga lagi kayak waktu itu," ucap Zia dengan mulut yang sudah mengecurut lucu.
"Gemes banget pacar aku." Alvaro menarik paksa Zia ke dalam dekapannya. Kemudian mengecup rambutnya berkali-kali. Wajah Zia kini di penuhi dengan keringat Alvaro. Tentu saja para kaum hawa sudah berteriak histeris melihat kearah pasangan tersebut.
"Al, banyak yang liatin ish!" Zia hendak ingin melepas dekapan Alvaro, namun di tahan oleh lelaki tersebut.
"Ga papa, biar banyak yang tau kalau kamu punya aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alzia [END]
Ficção AdolescenteAlvaro Ravendra, lelaki badboy yang memiliki paras tampan dan harta melimpah. Ia di pertemukan oleh seorang gadis unik yang cenderung menyendiri dan cuek terhadap sekitarnya. Zia Agatha Zemora, ialah gadis tersebut. Mereka sama-sama memiliki masa l...