15 - PANGERAN BERKUDA

3.1K 258 12
                                    

>Happy reading<

Di minggu hari yang cerah ini, Zia masih terbaring di tempar tidur dengan piyama bermotif teddy bearnya. Sinar matahari menyilaukan mata sehingga gadis cantik tersebut terbangun dari tidurnya. Ia beralih mendudukan diri di tepi ranjang—berusaha mengumpulkan kesadarannya di pagi hari.

Tingg...

Suara notif dari ponsel berbunyi, lantas ia segera membuka notif tersebut dengan wajah kesal. Pagi-pagi sudah ada saja yang menghancurkan moodnya.

Al.

Udah bangun?

Udh

Gih siap-siap
Gue mau ngajak lo ke suatu tempat

Kmrn kn udh

Ini beda lagi sayanggg
Nanti gue jemput lo!

Ya

Gih mandi sana!

Ya

Y

Dih, kenapa lo?

G

Marah?

G

Mau gue block?

Aaa jangan

You block this contact

Tidak menghiraukan respon Alvaro nantinya kepadanya, ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selang beberapa menit lamanya, akhirnya ia keluar dengan menggunakan baju kaos pink dan celana panjang jeans berwarna hitam. Gadis itu menuruni satu persatu tangga rumah dengan rambut yang masih basah. Matanya tertuju kepada seorang lekaki yang tengah berbaring santai di sofa ruang tamu. Ia segera menghampiri lelaki tersebut dengan tangan berkacak pinggang. "Enak banget kayaknya tidur di sofa gue," sindirnya.

Lelaki yang di sindir oleh Zia spontan membuka mata—berusaha mengumpul kan kesadarannya, lantas ia beralih mendudukan diri seraya menatap Zia yang sudah berada di hadapannya. "Ngapain lo pagi-pagi di rumah gue, Cel?" tanya orang itu.

"What? Your house? Sejak kapan rumah gue jadi rumah lo?"

Anantha membulatkan mata, manatap sekeliling dirinya. "Ini rumah lo? Kok gue bisa ada di sini?" tanya baliknya.

"Harusnya gue yang nanya gitu sama lo!"

"Jangan-jangan lo tidur sambil jalan lagi?!"

Sedari dulu Anantha memang punya kebiasaan tidur sambil berjalan. Pernah saat usia mereka sebelas tahun, lelaki itu memasuki kamarnya lalu ikut tidur bersamanya.

"Masa sih? Kok gue ga inget apa-apa ya?"

Zia menoyor kepala lelaki di hadapannya. "Lo jalannya tidur, gimana mau inget, dodol!"

Anantha menggaruk tengkuknya. "Iya juga sih."

"Sana gih mandi! Badan lo bau terasi!"

"Heh, sekate-kate lo kalau ngomong!"

"Fakta."

"Sekali lagi lo ngomong, gue timbuk pake sendal!"

"ANNAAA!!" teriak Susi—Mami Anantha dari rumah sebelah.

Alzia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang