>Happy reading<
Hari ini adalah hari dimana berlangsungnya acara pernikahan kedua orang tua Zia dan Alexa. Tentu saja itu adalah kabar gembira untuk kedua gadis remaja tersebut, karena mereka akan resmi menjadi kakak adik dan tinggal satu rumah nantinya. Atas keputusan dari kedua orang tua mereka, kini di putuskan bahwa Zia tidak perlu pindah ke rumah Ayahnya lagi, karena mereka akan tinggal di rumah gadis tersebut. Dan hal itu juga menjadi kabar gembira untuk Anantha, acara sedihnya bisa ia urungkan.
Suasana kini sangat ramai. Tentu saja karena banyak teman-teman dari perusahaan Ayahnya yang berdatangan. Di hotel yang terbilang cukup mewah, kedua orang tua Zia tersebut kini tengah menyapa satu persatu tamu undangan.
Sementara orang tua Anantha dan Alvaro juga ikut mendatangi acara tersebut. Bukan hanya itu, mereka juga membantu mempersiapkan acara, untung-untung juga untuk mempererat tali silaturahmi.
Zia dan teman-temannya sudah duduk di bangku bundar yang ada di sana sembari memakan makanan yang tadi sudah mereka ambil masing-masing. Sedari tadi Alvaro tidak henti-hentinya memainkan rambut kekasihnya. Zia sangat heran dengan Alvaro. Mengapa lelaki itu suka sekali memainkan rambutnya?
"Al, kamu kenapa sih suka banget mainin rambut aku?" Zia melirik Alvaro dengan wajah kesalnya.
"Suka aja. Kenapa, ga boleh?"
"Engga!" Bukan Zia yang menjawab, melainkan Anantha.
"Cewe-cewe gue. Kok lo yang ngatur?" ucap tak terima Alvaro.
"Emang Alvaro pacar lo ya, Zi?" tanya Devan berusaha memanas-manasi mereka.
Zia menggelengkan kepala. "Bukan pacar gue," jawabnya. Ia beralih menatap Alvaro. "Kamu pacar siapa sih?"
Sudut mulut Alvaro terangkat sebelah yang kini membentuk senyum miring. Ia hanya mengangguk-ngangguk mendengar ucapan kekasihnya itu. "Jadi aku bukan pacar kamu ya?"
"Aku masih single, sorry," ucapnya sembari menunjukan senyum meremehkannya.
Sementara Devan, Anantha, Reyhan dan Alexa menatap kedua sejoli tersebut dengan mulut sedikit terbuka. Asik, bentar lagi akan ada pertengkaran rumah tangga. Mereka beralih saling menatap satu sama lain. "Seru nih pasti guys," bisik Anantha. Sementara Zidan, ia hanya memperhatikan teman-temannya tanpa berniat ingin ikut campur.
Pandangan Alvaro tidak sengaja tertuju kepada seorang gadis yang celingak-celinguk menatap sekitar. Ia bersiul kepada gadis itu dengan senyum manisnya. Gadis yang di maksud oleh Alvaro menoleh kearah lelaki itu. Alvaro mengangkat tangan—menyuruh orang itu agar menghampirinya.
"Ada apa ya?" tanyanya ketika sudah berdiri di hadapan Alvaro.
Lelaki beralis tebal tersebut membisikan sesuatu di telinga gadis itu seraya melirik Zia diam-diam. Setelahnya, ia menjulurkan tangan kearah gadis di hadapannya. "Gue Alvaro."
"Gue Sye," ucap gadis itu sembari menunjukan senyum manisnya.
Zia yang menyaksikan pemandangan yang tidak menyedapkan di hadapannya ini hanya bisa memutar mata malas.
"Silakan duduk." Alvaro berdiri dari duduknya agar gadis tersebut bisa duduk di kursinya.
"Terus lo mau duduk dimana, Al?" tanya Reyhan.
Alvaro melirik Zia. Zia yang di tatap malah melotot tidak terima. "Jangan bilang—,"
"Minggir," usir Alvaro.
Demi apapun ia ingin sekali menjambak rambut Alvaro saat ini. Dengan wajah yang sudah terlihat sangat kesal, Zia berdiri dari duduknya. Sebelum itu ia mengambil makanannya dari atas meja. Melihat Zia yang hendak ingin pergi, Alexa menahan tangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alzia [END]
Teen FictionAlvaro Ravendra, lelaki badboy yang memiliki paras tampan dan harta melimpah. Ia di pertemukan oleh seorang gadis unik yang cenderung menyendiri dan cuek terhadap sekitarnya. Zia Agatha Zemora, ialah gadis tersebut. Mereka sama-sama memiliki masa l...