31 - NIGHT RIDE

2.4K 189 18
                                    

>ALVARO<

>ALVARO<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>ZIA<

Suasana kantin saat ini lumayan ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kantin saat ini lumayan ramai. Ketika bel istirahat berbunyi, banyak siswa yang berlomba-lomba berlari menuju kantin agar mendapatkan meja yang kosong. Sementara Alvaro dkk, mereka hanya berjalan santai menuju meja pojok—tempat biasanya duduk. Tak ada satu pun orang yang berani menduduki meja tersebut. Singkat saja, mereka tidak ingin mendapatkan bogeman dari Alvaro.

"Mau makan apa, hm?" Alvaro mengelus pelan kepala Zia yang kini berada di sebelahnya.

Zia tampak berpikir sejenak. Pasalnya ia bosan selalu memesan nasi goreng sebagai makan siangnya ketika istirahat. Tatapannya tertuju kepada seorang wanita yang tengah membawa piring berisikan bakso. Ia beralih menatap Alvaro antusias. "Aku mau bakso, Al."

Alvaro menganggukan kepala. Ia mendongak menatap Zidan yang hendak ingin pergi memesan makanan. "Dan, gue nitip dua bakso," pintanya dan di balas anggukan oleh lelaki berwajah dingin tersebut.

Selang beberapa menit, akhirnya pesanan mereka datang. Zidan menyodorkan makanan kepada mereka ber-enam satu persatu, kemudian ia ikut mendudukan diri bersebelahan dengan Anantha.

"Jadi kita night ride nanti, Al?" tanya Devan sembari menyeruput ice teh di tangannya.

"Night ride?" beo Zia. Ia beralih menatap bingung kearah Alvaro.

"Si Al kemarin malem ngajakin kita night ride," sahut Anantha.

"Kan itu keinginan kamu, Zi," bisik Alvaro tepat di telinga Zia.

Zia mengerutkan dahi. "Keinginan apa, Al? Perasaan aku ga pernah minta buat ngadain night ride," ucap Zia ikut membisik di telinga Alvaro.

"Keliling Jakarta, sayang."

Wajah Zia tampak seperti kebingungan. Ingatan akan kertas keinginan yang pernah ia berikan kepada Alvaro terbenak di pikirannya. Ia baru ingat, dulu dirinya pernah menulis hal itu ke dalam kertas tersebut. Ia menatap tak enak ke arah lelaki di sebelahnya. "Ga usah deh, Al. Aku jadi ga enak."

Alzia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang