43 - KETAKUTAN

2.2K 171 13
                                    

>Happy reading<

Kabar tentang kasus pelecehan Zia di ketahui oleh kedua orang tua Alvaro. Setelah pertemuan mereka dengan kekasih anaknya itu, kedua pasangan tersebut sudah menganggap Zia sebagai anak mereka sendiri.

Kini mobil Pak Riko memasuki perkarangan rumah Zia. Mereka keluar dari mobil, kemudian menekan bel rumah dengan wajah yang sudah tampak khawatir. Pintu terbuka yang menampilkan seorang pria paruh baya dari arah dalam.

"Maaf, ada Zia-nya?" tanya Mama Mika.

"Ada, Bu. Silahkan masuk." Pak Bejo membuka lebar-lebar pintu rumah, sehingga kedua pasangan tersebut bisa melangkah memasuki rumah.

Mama Mika menghampiri Zia di sofa ruang tamu dengan Alvaro yang memeluk gadis itu. Sedangkan Papa Riko, ia mendudukan diri bersebelahan dengan Alvaro.

Di ruang tamu kini ada Zidan, Alexa, Devan, Anantha dan Reyhan yang duduk bersebelahan. Dan Papi Bejo dan Mami Susi yang sudah berdiri di samping sofa yang di duduki oleh Anantha dkk seraya menatap ke arah Zia.

"Kamu ga papa, Nak?" tanya khawatir Mama Mika kepada Zia.

Sementara gadis itu hanya membalas dengan senyuman tipis. "Ga papa, Ma," jawabnya. Nada suaranya seperti ketakutan sehingga membuat semua yang ada di sana menatap prihatin ke arah Zia.

"Siapa guru yang udah lecehin Zia?" tanya Papa Riko kepada teman-teman Alvaro.

"Pak Niko, Om," jawab Devan.

"Kamu tenang aja, Zi. Papa bakal buat Pak Niko masuk ke penjara," ujarnya kepada Zia.

"Saya juga ikut," seru Pak Bejo.

Semua mata beralih menatap ke arah Papi Bejo dengan tatapan bertanya.

"Om mau ikut masuk penjara juga?" tanya Devan.

"Maksud Om Bejo itu ikut menindak lanjuti kasus ini. Gimana sih, Nak Devan ini! Udah masuk indonesian idol kok masih goblok!"

"Apa hubungannya Papi?!" heran Anantha.

"Ga ada sih." Papi Bejo memunjukan cengirannya.

"Om salah server. Ini Devan indonesian dodol bukan Deven yang indonesian idol," sahut Alexa.

"Oh salah ya?" tanya balik Pak Bejo.

"Ya salah dong, Om. Pake nanya lagi!" heran Reyhan.

"Pi, jangan malu-maluin Mami kamu!" ucap Mami Susi kepada Papi Bejo.

"Papi ga malu kok, Mi."

"Malu-maluin Bejoo!! You know 'malu-maluin'?" tanya Anantha dengan wajah frustasinya.

"Know, i yes."

"Wah, Om Bejo pintar sekali bahasa inggrisnya," puji Papa Riko—Papanya Alvaro.

"You thank, sist!"

"Di kate tante-tante kali ah!" Devan menggelengkan kepala mendengar perkataan Papi Bejo.

"Zia, are you halte?" tanya Pak Bejo kepada Zia yang justru membuat gadis itu tertawa kecil mendengarnya.

"Healty, Pi!" koreksi Anantha.

"Up shut you! Papi udah jago enggeulis, no usah sok know kamu!"

"Enggeulis teh apaan?" tanya balik Devan kepada Papi Bejo.

"Enggeulis teh bahasa inggris atuh, Dev," jawab Papi Bejo.

"Sudah semakin lancar ya, Pak," sahut Papi Riko.

Alzia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang