"Kenapa kalian semua tertawa? Emangnya ada yang lucu ya?" tanya Ryan lagi, suaranya menggema di ruangan itu. Matanya menyapu seisi ruangan, mencari jawaban di balik tawa mereka. Semua orang tampak menikmati kebingungan Ryan, sementara dia hanya berdiri dengan ekspresi bingung.
Arvin, yang duduk di sudut ruangan, terkekeh sambil menepuk meja. "Bagaimana bisa kau tidak tahu, Daniel?" katanya, suaranya bercampur tawa yang tak kunjung reda.
Ryan menoleh tajam ke arah Arvin, matanya menyipit. "Aku memang tidak tahu! Emangnya dia siapa?" tanyanya tegas, sambil menunjuk pria di samping Donia dengan jari telunjuk.
Donia menahan tawanya, lalu menjawab dengan nada santai, "Dia, kakakku!"
Ryan terkejut. "Kakakmu? Kamu punya kakak cowok?" tanyanya, seolah sulit mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Donia hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum kecil, heran melihat keterlambatan pemahaman Ryan.
Ryan menatap Daniel dengan penuh rasa ingin tahu, matanya mengamati pria itu dari kepala hingga ujung kaki. Daniel merasa risih, tubuhnya bergeser sedikit menjauh dari Ryan. "Keknya aku pernah lihat kakakmu dah, Donia," ucap Ryan pelan, mencoba menggali memori lamanya.
"Tapi... di mana ya?"
Mendadak, sebuah kilasan ingatan muncul di benaknya. Wajah Ryan langsung berbinar. "Oh! Kakakmu pernah masuk televisi!" serunya sambil menunjuk Daniel dengan penuh semangat.
Semua orang kembali tertawa, bahkan Donia tak kuasa menahan tawanya. "Iya, Ryan. Kakakku memang pernah masuk televisi," jawabnya dengan nada geli.
Ryan masih melongo, berusaha mencerna kenyataan itu. "Kenapa aku baru sadar sekarang?" gumamnya, menatap Daniel dengan mata terbelalak.
Brandon, yang sedari tadi diam, tiba-tiba bersuara. "Karena mereka berdua itu anak dari Razifa," ucapnya tenang.
Sekejap, ruangan itu menjadi hening. Ryan terdiam, seolah baru saja dihantam oleh fakta besar. "Astaga! Kenapa aku baru ngeh kalau kalian itu mirip banget sama orang tua kalian?" tanyanya, masih terperangah.
"Tentu saja kami mirip, Ryan." sahut Donia sambil tersenyum. "Kami anak Ayah dan Bunda, kok," tambahnya santai.
Ryan menggelengkan kepala, mencoba mencerna semua ini. "Aku mimpi apa bisa berteman dengan anak Razifa?" gumamnya pelan, lalu memegangi kepalanya seolah tak percaya.
Sejenak suasana berubah lebih santai, sampai Arvin tiba-tiba berkata, "Oh iya, Donia. Kamu tahu tidak? Geng Rangel tadi ke rumah sakit, nyari gara-gara."
Donia langsung menoleh ke arah Arvin. "Hah? Mereka di mana sekarang?"
"Sudah pulang," sahut Ryan cepat. "Tapi tadi Aurel mengaku kalau kamu temannya."
Mendengar itu, Donia mengalihkan tatapannya ke Aurel yang duduk tak jauh darinya. Aurel segera membuang muka, wajahnya memerah karena malu. "Aduh, Ryan, Arvin! Kenapa kalian kasih tahu sih!" gerutu Aurel dalam hati, sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Aurel? Kamu benar-benar bilang begitu?" tanya Donia sambil menatap Aurel dengan penuh rasa ingin tahu.
Ryan dan Arvin mulai tertawa lagi, membuat Aurel semakin kesal. Dia langsung berdiri dan menghampiri mereka. "Yak! Kalian kenapa sih harus kasih tahu!" serunya sambil mencabak rambut Ryan dan Arvin dengan kesal.
"Aduh, sakit! Sayang, ampun!" keluh Arvin sambil memegangi kepalanya. Ryan juga tidak kalah heboh. "Rambutku rontok, Rel! Kamu ini kejam banget!" protesnya dengan nada merengek.
Aurel akhirnya melepas rambut mereka setelah puas melampiaskan kekesalannya. "Rasakan itu!" ucapnya dengan nada puas. "Biar kalian tahu rasanya bikin aku malu di depan Donia!"
Ryan dan Arvin hanya bisa mengelus kepala mereka yang sekarang sedikit berantakan. "Rel, kamu itu stres, ya?" ujar Ryan, masih dengan nada bercanda.
"Kurang ajar!" sahut Aurel sambil melotot, membuat semua orang kembali tertawa. Ruangan itu pun dipenuhi dengan gelak tawa yang hangat, menutup pertemuan mereka dengan penuh keriangan.
Bersambungg....
![](https://img.wattpad.com/cover/251426311-288-k570321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brandon [TAMAT]
Storie d'amoreBrandon, seorang cowok yang tak pernah tertarik pada cewek, selalu menganggap mereka ribet, cengeng, dan menjijikkan. Namun, pandangannya berubah ketika dia bertemu Donia, gadis tangguh yang memiliki sisi manja dan pemberani. Meski Donia seorang ind...