1. Anak itu menyebalkan

12.1K 933 35
                                    

Bahwasannya makna dari perjodohan adalah memperkenalkan dua orang dengan kepribadian berbeda untuk merealisasikan masa depan bersama.

•••

Suara langkah kaki memenuhi koridor Amarnthine High School, tempat bergengsi untuk para anak konglomerat menempuh pendidikan lanjut. Win memacu larinya sepanjang jalan sembari menahan nafasnya yang sudah hampir habis akibat berlari dari gedung musik ke gedung khusus kegiatan belajar-mengajar.

"Oh sial! Anak itu selalu membuatku tidak tenang." Gerutunya kesal setengah mati, pasalnya ia harus menyusul temannya yang saat ini sedang bertengkar hebat dengan kakak tingkat.

"GULF!" jeritnya kala tubuh lelaki manis itu terlempar membentur pintu toilet.

Perkelahian semakin tak terelakkan, Gulf ternyata tidak selemah itu. Anak itu bahkan bangkit dengan cepat lalu melayangkan beberapa pukulan hingga tendangan ke arah sang lawan yang kini telah babak belur.

Kondisi mereka berdua tak jauh berbeda, namun Gulf terlihat lebih memprihatikan karena ada luka sobek memanjang di pipinya.

Tidak terlalu dalam, tapi pasti perih.

"Gulf hentikan!" Win melerai duel maut itu, menahan tubuh ramping sahabatnya agar tidak semakin menjadi. Sebab Gulf yang kalap adalah hal terakhir yang ia ingin lihat di sisa hidupnya.

"Lepaskan Win! biarkan aku membuat wajahnya yang jelek itu hancur!" Gulf meronta hebat, pelukan Win tidak serta-merta membuatnya terdiam.

Sedangkan lawannya telah terduduk pasrah, sepertinya pingsan? Mungkin.

Ini adalah kejadian yang selalu Win hadapi, tidak hanya Win.. satu temannya yang lain juga selalu berusaha menghindari Gulf dari perdebatan berujung pukulan meretakkan tulang.

.
.
.

Menjalani pernikahan tentu bukan hal yang mudah untuk sebagian orang, apalagi jika di landasi oleh perjodohan.

Kala itu di penghujung Desember tahun lalu menjadi bukti dari satu kesepakatan berujung menyatunya dua keluarga besar dengan satu pernikahan dua bulan setelahnya.

Gulf masihlah seorang anak yang bahkan belum genap berusia delapan belas tahun namun sudah harus mengikat janji dengan pria dewasa yang memiliki rentang umur jauh berbeda dengannya.

Yakni 10 tahun.

Menurut orang lain mungkin itu tidak terlalu jauh, tetapi bagi Gulf sendiri ia merasa seperti menikahi sosok yang pantas disebut Ayahnya.

Dia berlebihan oke.

Mew juga sama terkejutnya, namun ia tidak mampu menolak apalagi setelah neneknya yang sedang sakit juga ikut andil dalam membuatnya luluh untuk menikahi cucu dari sahabatnya.

Double shit.

"Ada apa dengan wajahmu?" Mew mengalihkan pandangannya ke arah seorang lelaki tampan yang kini dengan nyamannya berbaring di sofa ruang kerjanya.

"Aku tebak itu pasti berhubungan dengan istri kecilmu, benar?"

"Kau terlalu mengenalku, Bright." Mew meminum satu tegukan terakhir dari kaleng kopinya siang ini.

Bright Vachirawit Chivaree, salah satu kolega bisnis yang merangkap sebagai sahabat sejak kecil. Seorang pria blasteran Amerika yang kini telah menetap sepenuhnya di Thailand.

"Ambil sisi positifnya, setidaknya istrimu itu menggemaskan." Bright benar, Gulf itu memang sangat manis rupanya namun tidak dengan tingkah lakunya.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang