46. Menuju karma

7K 761 129
                                    

Kebanyakan manusia lupa akan balasan buruk dari perlakuan jahat mereka terhadap sesama, bahkan kepada binatang sekalipun.

•••

"Sudah semua?"

Gulf mengangguk, kemudian barang-barangnya segera diangkut menuju mobil jemputan. Hari ini.. ia akan meninggalkan semuanya termasuk orangtuanya untuk sementara waktu.

Tangannya mengelus perut, di dalam sini ada kehidupan baru.

Masih segar dalam ingatannya bagaimana pertemuan pertama hingga akhirnya pernikahan atas dasar perjodohan ini berlangsung selama hampir delapan tahun, Mew.. dia adalah sosok laki-laki hebat dalam hidup Gulf terlepas dari kebrengsekannya.

Mengajari dan membimbingnya dengan sabar.

Namun.. Gulf tetap tidak bisa menampik fakta bahwa Mew terlanjur menyakitinya hingga ke inti dasar, tidak bisa dimaafkan meskipun rasa cinta masih ada.

Mungkin mereka memang ditakdirkan bersama, tapi tidak untuk waktu yang lama.

".. selamat tinggal." Bisiknya seiring dengan deru angin menyapa tubuh.

.
.
.

Nadech dan Yaya menunggu dengan wajah luar biasa panik, setelah kabar beredar cepat mengenai kecelakaan yang menimpa putranya.

Kini setelah dua jam berlalu, dokter dan tenaga medis lainnya tak kunjung menampakkan diri.

"James.." Nadech menghampiri besannya yang hanya diam, terkejut tentang fakta yang baru saja ia ketahui.

Tapi meskipun begitu, mereka tidak berhak menghakimi.

"Aku ingin sekali memukul putramu, tapi hatiku juga sakit melihatnya terbaring bersimbah darah seperti tadi." Ujarnya sembari menghela nafas berat.

***

Three months later.

Mew terduduk diatas kursi roda dengan pandangan kosong, menatap kakinya yang tidak bisa di gerakkan hingga membuatnya hanya bisa menghabiskan waktu berdiam diri.

Gulf..

Bahkan mengingat namanya saja Mew sudah merasa sesak luar biasa, ingin sekali memeluk dan menghirup aroma menenangkan dari tubuh yang dulu selalu ia rengkuh hangat.

Atas kebodohannya, malaikat itu pergi dari sisinya.

Tidak ada perceraian, namun mereka telah terpisah oleh jarak yang membentang angkuh.

Tangannya mengelus cincin dengan ukiran G.K dibagian bawah, mengingat kapan terakhir kali mereka berpegangan tangan dibawah naungan atap yang sama.

Pond memandang sedih sosok kuat yang dahulu selalu menjadi panutannya dalam dunia bisnis maupun percintaan.

Kakinya melangkah mendekati Mew, setelah dinyatakan lumpuh oleh dokter.. pria itu tidak ingin menjalani terapi lagi.

Putus asa.

"Jangan menolak makan lagi, bagaimana bisa kita mencari istrimu jika keadaanmu saja seperti ini.."

Mew menoleh, "Bahkan jika harus merangkak sekalipun.. aku tetap akan melakukannya."

Kemudian hening menyapa.

Media Thailand benar-benar memberitakan perihal kecelakaannya secara besar-besaran, memuji hati mulianya yang rela berkorban demi menyelamatkan banyak nyawa.

Tetapi mereka tidak tahu bahwa pria yang sedang di agung-agungkan tidak lebih dari sekedar penjahat utama di dalam kisah rumah tangganya.

Mew hancur.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang