25. Bright Vachirawit Chivaree

5.5K 617 32
                                    

✨ : Aku gatahan mau update part ini, selama nulis AU angst aku gapernah nangis. Tapi tadi sore aku nangis pas baca ulang tulisan aku.

•••

Aku seperti bermimpi..

Berlarian di sepanjang jalan setapak dengan bunga liar menghiasinya, tawa kecil mengalun dari mereka yang sedang bahagia disana.

Tiga orang.

Mereka bertiga saling berpegangan tangan sembari menjaga keseimbangan agar tidak jatuh ketika melewati jembatan kecil yang dibawahnya terdapat air.

Air mataku mengalir.. kala senyuman itu tidak akan pernah kutemui lagi di kehidupan sekarang.

Ini adalah kilas balik memori terindah dalam hidupnya, ketika tidak ada obsesi dan cinta berlebih disana.

Langit begitu cerah seolah-olah mengatakan bahwa ketiga anak itu akan selalu bersama hingga ajal menjemput.

Namun Bright menghancurkannya..

***

Tidak ada yang menyentuh Bright selain Pond, nafasnya tersengal namun tidak mengeluh.

Genggaman tangannya mengerat pada baju bagian depan Pond, sakit yang ia rasakan begitu menghujam kesadaran.. matanya melirik Mew yang masih khawatir akan Gulf di ujung sana.

Ditempat tidur.

Dan dirinya dilantai, tanpa beralaskan apapun.

Meregang nyawa.

Setitik airmata jatuh tepat di pipinya, menangkap pemandangan seorang teman yang menangis karena merasa bersalah.

Pond menangis tanpa suara. Ketika Bright memuntahkan darah.. Pond tahu bahwa meskipun Dokter berada disini untuk menangani, tidak akan ada kesempatan.

Pelurunya terlalu dalam apalagi dirinya menembak dalam jarak tidak terlalu jauh, tidak ada pilihan berada di genggaman.. semuanya terjadi karena keterpaksaan. Dan harus ada yang dikorbankan.

Bright bersalah tetapi Pond masih tidak terima mengapa sahabatnya ini begitu bodoh.

"J-jangan menangis.. kumohon, aku tidak pantas.." Bright mengulurkan tangan, menghapus airmata itu namun yang terjadi malah darahnya menempel pada wajah Pond.

"Maaf aku mengotori wajahmu.."

Mew menyadarinya, Bright merasakan hawa panas menyelimuti bagian yang ditembak.

Kakinya melangkah mendekat, mengambil alih tubuh Bright agar berada dalam pelukan.

Ketiga sekawan itu menangis.. takdir begitu kejam meramu setiap tindakan, Mew mengecup kepala seseorang yang sudah ia anggap sebagai adik.

"Aku minta maaf, maaf telah membuatmu berada dalam pilihan sulit. Maaf karena tidak menyadari bahwa perasaanmu padaku adalah cinta dan bukannya kasih sayang antar saudara." Bisiknya tepat di telinga Bright yang tersenyum lemah.

Pond menjatuhkan kepalanya di bahu Mew, menggenggam tangan Bright yang telah menutup mata setelah satu senyuman menyedihkan ia berikan pada malam dingin ini.

Ini adalah pelukan terhangat, bersama salah satu tubuh yang mulai kaku.

.
.
.

17 Oktober 2008.

"Jangan menggangguku sialan!!"

Pond berlari menjauhi amukan Bright yang sedang menikmati waktu senggangnya untuk membaca buku, tawanya menggelegar di rumah mewah milik keluarga Jongcheveevat.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang