40. Kepulangannya

5.1K 543 43
                                    

Mencintai bukan hanya perihal saling memberi dan melengkapi, ada kalanya rasa cinta itu di uji hingga membentuk rasa benci bagi mereka yang sedang berada di puncak tertinggi penuh kasih.

Lambat laun.. mereka akan mulai menyadari, bahwa cinta bukan hanya cerita tentang keindahan semata.

•••

Siang itu lidahnya terasa kelu ingin menampik fakta yang baru saja dikuak oleh wanita cantik namun kejam hatinya, Namtan Tipnaree.

Hatinya menangis memohon ampun padanya yang kini masih jauh dari pandangan, ia telah memakan celah busuk dari umpan paling buruk sepanjang masa.

Bodohnya ia tidak ingat, melupakan bagaimana kejadian malam itu. Tidak ada bukti kuat tetapi tiga testpack itu menjawab segalanya.

Mew pulang ke rumah besarnya, mendapati hawa disana terasa berbeda. Entah hanya sekedar ilusi atau taktik optik semata.. Gulf berdiri disana.

Menyambutnya dengan senyuman merekah indah dibibir sewarna delima, kesukaannya.

"Selamat datang, aku pulang." Lembut. Suara mendayu merdu begitu memanjakan telinga.

Mew menangis, memangkas jarak diantara mereka hingga udara juga tidak terasa. Terlalu sesak untuk di utarakan namun begitu indah ketika dirasakan.

"Kenapa menangis?" Usapan jemari Gulf pada pipi tirusnya membuat kesadaran yang semula hilang kini kembali menghantam setiap syaraf dalam otak.

Gulf-nya kembali.

Airmatanya luruh. Sebagai bentuk penyesalan akan dosa yang telah dilakukan, juga sebagai tindakan atas rasa rindu menyergap hampa dalam jiwa.

"Aku merindukanmu.." bisiknya sebelum melabuhkan satu kecupan pada kedua belah labium gemuk dihadapannya.

Gulf tertawa menanggapinya, tetapi Mew masih menangis terisak.

Ia takut.. takut bahwa tawa ini akan berganti menjadi tatapan benci untuknya.

"Aku juga sangat rindu, rindu sekali. Maaf karena telah menolak berbicara denganmu." Gulf mengalungkan lengannya ke leher sang suami demi membalas kecupan yang semula ringan menjadi menuntut berlebihan.

Kakinya melingkar pada pinggang kokoh si lelaki tampan, dengusan geli tercipta ketika Mew masih enggan menghentikan tangisan.

"Aku membuat kesalahan."

"Apa itu?"

Mew menelan ludah, "Aku memecahkan vas mawar merah kesukaanmu."

Aku menghancurkan kepercayaanmu.

"Kita bisa membelinya lagi," Gulf menyatukan kening mereka. Membuat nafas yang semula berantakan menjadi berat tak terkendali.

Untuk malam ini.. biarkan mereka melupakan semua yang telah terjadi. Dari langit yang selalu menaungi bumi, asmaraloka diantara keduanya enggan pergi meskipun mereka tidak pernah diperkenankan menjadi pasangan kekasih.

.
.
.

Gelar iblis dari neraka paling kejam memang begitu agung untuk disematkan pada seorang wanita pemilik nama, Namtan.

Tarikan kedua sudut bibirnya sukses membuat wajahnya tampak menyeramkan, meskipun gurat kecantikan itu masih ada. Namun terasa percuma, karena nurani telah terkontaminasi oleh kombinasi dari obsesi gila dan jahatnya tindakan yang baru saja ia lakukan.

Tentang kehamilan.

Mereka tidak melakukannya.

Mew mencium bibirnya, membelit lidah serta mendorong jatuh larut dalam buaian gravitasi.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang