Dari tiga hati yang saling terkait, dua diantaranya telah saling memilih. Namun salah satunya belum mampu melepas.
•••
Melalui serangkaian peristiwa buruk hingga menyenangkan, Namtan sangat paham bagaimana karakter kekasihnya yang hanya akan terfokus pada satu pilihan.
Meskipun pada kenyataannya Mew masih menggenggam erat tangannya beserta Gulf di sisinya.. setidaknya Namtan tahu kepada siapa hati pria itu telah berlabuh.
Ia bukanlah wanita sempurna untuk mendampingi Mew menghabiskan masa tua, tetapi setidaknya dirinya bisa memberikan pria itu anak.. tidak seperti Gulf.
Haruskah berbangga walaupun takdir tidak memihaknya?
Tentang bagaimana penolakan demi penolakan dilakukan oleh kedua orangtua kekasihnya, mereka tidak menghinanya.. tidak sama sekali.
"Aku tidak membencimu nak, sebagai seorang Ibu.. aku hanya ingin yang terbaik dan itu bukan dirimu. Ketahuilah bahwa kau sangat paham apa porsi kekuranganmu untuk menjadi menantu keluarga kami,"
Namtan tersenyum saat itu, ia tahu betul apa yang dimaksud oleh Ibunda dari kekasihnya, tentang pekerjaannya yang pernah menjadi wanita jajakan di salah satu Club' malam terkemuka.
Banyak cemoohan datang dari berbagai pihak namun Mew begitu pandai menutupinya, tapi meskipun begitu Namtan tetap tahu kebenarannya.
"Mencintai seseorang memang tidak harus memilikinya."
Namtan terkekeh, Pavel sangat mudah membuat dirinya merasa nyaman.
Pria yang berusia tiga tahun diatasnya, bertemu ketika matahari hendak kembali ke peraduannya di persimpangan jalan menuju rumah.
Mereka bertemu lalu berteman, sesederhana itu.
"Ketika seseorang tidak merasakan apa itu jatuh cinta, maka mereka akan dengan mudah memberi solusi untuk mereka yang sedang berduka karenanya." Balasnya jenaka dan untungnya Pavel tidak tersinggung.
"Pria itu membuangmu?"
"Kau terlalu kasar, ia hanya mengikuti garis takdir. Dan itu bukan denganku," sebagai seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati.. Namtan terlihat sangat tegar.
Dan kini Namtan kembali menangis untuk rusaknya pilihan yang telah ia tetapkan sendiri, perihal jiwa yang ingin melepas tetapi terhalang kala penyatuan tubuh terjadi begitu saja.
Meluluh-lantakan keinginan dan mengundang keegoisan pada dirinya.
Mew.. masih miliknya.
.
.
."Aku minta maaf," Mew terduduk dengan kedua tangan menjengut rambut.
Pria itu frustasi.
Namtan terdiam, mereka baru saja menyelesaikan dua sesi bercinta dan pria itu meminta maaf atasnya.
Apakah ini kesalahan?
"Tidak seharusnya aku melakukan ini padamu, maafkan aku.."
"Mew. Bagaimana jika aku menjadi egois untuk sekali saja?"
Mew menatap kekasihnya, "Maksudmu?"
"Aku ingin kau melepaskan Gulf dan memilihku."
Mew memukul setir mobilnya kuat, waktu telah menunjukkan pukul dua dini hari.
Ia melupakan Gulf seharian dan meninggalkan anak itu tanpa jemputan, dengan apa istrinya itu pulang? Ah.. pasti dengan Win atau Phuwin.
Ia yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf : Blank Space ✓
Fiksi PenggemarGulf Kanawut Traipipattanapong, adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Atas. Namun di usianya yang baru menginjak angka 17 tahun ia harus mulai mengabdikan diri menjadi seorang istri dari pengusaha terkenal, Mew Suppasit Jongcheveevat. Tidak ada y...