Sedikit kujelaskan tentangku dan kamu
Agar seisi dunia tahu.. keras kepalaku sama denganmu. Caraku marah, caraku tersenyum.
Seperti detak jantung yang bertaut, nyawaku nyala karena denganmu.
- 𝑵𝒂𝒅𝒊𝒏 𝑨𝒎𝒊𝒛𝒂𝒉 -•••
Gulf tahu bahwa Mew memang sangat menyukai anak kecil, bahkan tidak jarang ia mendengar suaminya itu selalu bergumam ingin memilikinya suatu saat nanti.
Hatinya sedikit tercubit mengingat dirinya adalah seorang lelaki tulen tanpa ada keistimewaan berarti, rasa bersalah menyeruak ketika melihat binar indah dari telaga sekelam arang milik sang kekasih hati.
"Sayang?"
"Huh?"
"Kau melamun?" Mew mengusap kerutan di dahi Gulf lembut, ini adalah kebiasaan baru mereka.
Terlebih Gulf sendiri yang sering kedapatan selalu mengerutkan kening jika dirinya tengah memikirkan hal berat.
"Aku hanya berandai-andai, bagaimana jika kita memiliki anak untuk melengkapi pernikahan." Gulf menoleh ke samping.
Mew mengambil salah satu telapak tangan Gulf dimasukkan kedalam sakunya, "Jika kita memilikinya aku mungkin akan belajar untuk menjadi orangtua yang baik. Begitupun denganmu."
"Mew.. menurutmu pernikahan yang sempurna itu bagaimana?" Ini pertanyaan jebakan, Gulf tidak berharap jawaban Mew akan menyakiti mereka.
Namun ia terlanjur penasaran.
Mereka mengamati anak-anak panti yang bersorak gembira karena mendapatkan mainan baru, ini adalah kebahagiaan sederhana tanpa diminta.
"Di dunia ini tidak ada yang namanya pernikahan sempurna jika itu berarti bebas dari masalah, ketika dua orang menikah.. sebuah tanggung jawab besar menanti tentang bagaimana mereka berlayar menuju pelabuhan akhir tanpa tenggelam ditengah lautan."
Gulf tersenyum, entah sejak kapan ia menyukai pembasahan seperti ini.
Membuat dirinya bisa merasakan cinta dari pasangan tanpa harus di umbar setiap saat.
Mew mengusap pipi gembil si manis, "Aku tahu apa yang sedang berada di kepala cantikmu."
"Aku hanya khawatir," tanpa sadar Gulf menyuarakan ketakutan meskipun tidak terlalu jelas.
"Pernikahan kita memang berasal dari perjodohan tetapi aku tidak pernah sekalipun berharap bahwa seorang anak adalah tujuan dari penyatuan ini, memilikimu sampai hari tua adalah hal terindah yang pernah aku impikan."
"- tidak dengan anak ataupun harta," lanjutnya seraya memberikan senyum terbaik.
Gulf meringsek masuk kedalam pelukan hangat Mew, tidak bisa memungkiri bahwa jawaban itu selalu ia tunggu.
Karena problematika sebagai pihak istri adalah takut tidak mampu membahagiakan sang suami, Gulf merasakan itu.
Mereka saling melempar senyum, tidak ada yang perlu di khawatirkan.. karena mereka telah saling melengkapi.
"Gulf Kanawut masih mencintai Mew Suppasit."
"Dan Mew Suppasit masih mencintai Gulf Kanawut."
Keduanya tertawa, terdengar menggelikan tapi juga menyenangkan disaat bersamaan.
.
.
.Win mengendarai mobilnya terburu-buru, hari ini ia terlambat bangun sedangkan pagi ini ada jadwal operasi yang menanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf : Blank Space ✓
FanfictionGulf Kanawut Traipipattanapong, adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Atas. Namun di usianya yang baru menginjak angka 17 tahun ia harus mulai mengabdikan diri menjadi seorang istri dari pengusaha terkenal, Mew Suppasit Jongcheveevat. Tidak ada y...