Beritanya ada seseorang yang begitu mendamba sebuah pelukan meskipun hanya angan-angan, berbekal keinginan.. mereka akhirnya bertemu setelah sebilah pedang menghunus jantung mengundang kematian.•••
Jika bertanya mengenai perasaan maka Gulf akan dengan lantang menjawab bahwa dia tidak akan pernah memberikan hatinya untuk seseorang yang sudah memiliki orang lain dalam hidupnya, biarlah pernikahan yang mereka jalani hanya berjalan mengikuti takdir. Tapi tidak untuk terluka di akhir.
Mew itu selalu memperlakukannya dengan baik, jika ada yang bertanya perihal status mereka maka suaminya itu akan memperkenalkan Gulf sebagai keponakan dan bukannya istri.
Pada awalnya Gulf tidak mempermasalahkan, namun jika terjadi terus-menerus..bukankah itu menjengkelkan?
Ia juga ingin di akui, tapi Mew selalu beralasan bahwa Gulf masih terlalu muda untuk mengerti apa itu pernikahan.
Sialan sekali pria tua satu itu.
Saat ini mereka berdua tengah menikmati makan malam di salah satu restoran, Mew memesan private room demi menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Seperti mengundang tatapan penuh tanya dari banyak orang misalnya.
Mew Suppasit Jongcheveevat, seorang pengusaha yang telah sukses di usianya yang baru menginjak angka 24 tahun dan setelah beberapa tahun berlalu tidak seorangpun dapat menaklukkan hatinya. Membuatnya begitu di gemari oleh banyak gadis bahkan pria berstatus submissive diluar sana.
"Jangan meminum Wine milikku," Seru Mew kala melihat jemari Gulf yang hampir menyentuh gelas berisi minuman ber-alkohol itu.
"Seteguk saja, ayolah." Pintanya sekali lagi berharap suaminya itu akan luluh.
"Aku sudah memesankanmu Blue Hawaii, jadilah anak yang baik. Aku sudah hampir gila karenamu." Mew mengusap sudut bibirnya menggunakan tissue.
Ternyata Gulf sudah selesai dengan makan malamnya, pantas saja anak itu berisik.
"Gila karenaku, itu berarti kau mencintaiku?"
"Mungkin suatu hari," Jawab Mew sekenanya.
Gulf berdecih pelan, "Katakan itu pada seseorang yang memiliki kekasih diluar sana sedangkan dijari manisnya telah terpasang sebuah cincin pernikahan."
"Ayolah Gulf, kita sudah sering membahas ini. Aku tidak mungkin meninggalkan Namtan begitu saja." Pria berusia 28 tahun itu memutar gelas Wine-nya pelan lalu menyesap cairan pekat itu perlahan. Sensasi manis dan membakar membuatnya mengerang pelan.
Di awal pernikahan, Mew memang menceritakan kondisinya yang telah memiliki seorang kekasih dan Gulf memaklumi itu. Lagipula.. mereka tidak memiliki rasa satu sama lain.
Tetapi tidak jarang. Gulf menjadi sangat sensitif jika menyangkut Namtan, Gadisnya.
"Aku tidak menyuruhmu meninggalkannya paman," itu benar. Gulf memang tidak menyuruh Mew untuk meninggalkan kekasihnya tapi dialog mereka jelas menunjukkan tentang seseorang yang harus meninggalkan masa lalunya sesegera mungkin.
Mereka berdua tentu mengetahui bahwa tidak ada perasaan cinta di dalam pernikahan mereka, namun setidaknya sikap saling menghargai harus selalu dilakukan bukan?
Mew tidak bodoh untuk menyiksa Gulf lalu memaksa pria kecil itu untuk meninggalkannya, seperti drama-drama sialan yang setiap hari di tonton Ibunya di rumah.
"Aku suamimu." Peringat Mew kala Gulf mulai memanggilnya dengan sebutan paman, menyebalkan sebenarnya.
"Kita sedang berada di publik."
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf : Blank Space ✓
फैनफिक्शनGulf Kanawut Traipipattanapong, adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Atas. Namun di usianya yang baru menginjak angka 17 tahun ia harus mulai mengabdikan diri menjadi seorang istri dari pengusaha terkenal, Mew Suppasit Jongcheveevat. Tidak ada y...