35. Akhirnya Goyah

4.7K 507 82
                                    

Orang yang membuat kita sangat terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhannya.
- 𝑪𝒓𝒊𝒕𝒊𝒄𝒂𝒍 𝑬𝒍𝒆𝒗𝒆𝒏 -

•••

Mew kembali mendapati istrinya dalam keadaan mata bengkak juga wajah memerah entah karena apa, ingin bertanya tetapi sejak tadi Gulf selalu membuang pandangannya ke arah jalanan. Enggan menatapnya.

Suasana sore yang mendung membuat langit berubah menjadi ke-abuan, ada setitik ke-khawatiran yang muncul tiba-tiba.

Tentang hal apa yang belakangan ini membuat Gulf-nya tampak selalu memiliki beban berat di kedua pundaknya.

Lampu merah.

Mew memanfaatkan sedikit waktu ini untuk menarik perhatian Gulf, "Selamat sore istrinya Mew Suppasit."

Dapat.

Gulf menoleh lalu netra mereka saling mengunci, Mew memberikan satu tangkai mawar yang memang sudah ia persiapkan sejak tadi.

"Untuk apa?" Gulf merona.

"Apakah aku harus memiliki alasan untuk membuat kejutan?"

Gulf tersenyum, hidungnya menempel pada kelopak mawar yang sangat terasa harum segarnya. Mew sangat tahu bagaimana caranya membuat Gulf merasa begitu sepesial.

"Aku selalu menerka sendirian, akan hal apa yang sekiranya selalu membuatmu kusut."

"Mew.."

Mew menggenggam tangan istrinya lalu membawa kedepan bibir untuk ia kecup sayang.

"Aku mencintaimu, entah kau akan bosan mendengarnya atau tidak.. tapi perasaanku masih sama seperti dulu."

Gulf menarik tangannya yang berada dalam genggaman Mew, lalu mendekatkan tubuh mereka.

Cup.

Satu kecupan ringan sesaat sebelum lampu merah berubah menjadi hijau.

"Aku juga mencintaimu."

.
.
.

Namtan melempar semua barang yang ada di kamarnya, bercak merah di pergelangan tangan bekas dari luka semalam belum juga sembuh tapi kini kembali mengeluarkan merahnya karena tingkah anarkis dari sang pemilik tangan.

"AGRHHH!!"

"Nona!!"

Namtan sakit.

Hatinya terlampau sakit.

Ketika Mew kembali seolah membawa kehidupan baru untuknya, justru pria itu enggan menerima uluran tangannya.

Namtan hanya ingin memiliki Mew sementara di sisa hidupnya.. apakah sesulit itu?

Haruskah ia memohon kepada Gulf?

Setelah Mew melangkah pergi dari kediamannya, meja makan itu ia balik keras menghantam sisi lantai dengan segala isi yang ada diatasnya.

"A-aku ingin mati.. kumohon biarkan aku mati.."

Primilly menggelengkan kepala ikut prihatin melihat kondisi nona-nya, baru saja semalam rasa bahagia membuncah di dada tapi sore ini ia harus kembali menyaksikan kehancuran dari seorang wanita yang masih mengharapkan cinta dari mantan kekasihnya.

Jemarinya dengan cepat mengambil ponsel lalu mendial nomor sang atasan.

.
.
.

"Ingin membeli sesuatu?" Mew bertanya pada Gulf yang sibuk memainkan ponselnya.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang