41. Aku membencimu

6K 618 78
                                    

Jangan salahkan jika rasa cintanya untukmu perlahan pudar di kikis oleh kenyataan pahit mengundang nestapa.

•••

Namtan menonton berita yang menyiarkan kepulangan seorang pria dari liburannya di Inggris, bibir berpoles lipstick merah itu mendecih kala melihat penampilan luar biasa memukau menantu utama keluarga terpandang di negara ini.

Gulf Kanawut Jongcheveevat.

Itu artinya.. ia harus bersembunyi selama beberapa saat sebelum akhirnya muncul dan menghancurkan hati Gulf dengan kabar kehamilan ini.

Luar biasa bukan?

Ya.. ia harus diam sebentar.

***

"Sayang, kenapa mewarnai rambutmu?" Mew mengeluh dari balik meja kebesarannya.

Saat ini Gulf sedang menikmati waktu istirahatnya karena Mew memaksa agar sang istri mau menemaninya bekerja.

"Win bilang ini terlihat oke."

"Aku cemburu, semua orang memujimu." Mew kesal, itu sangat jelas.

Gulf tertawa, suaminya menggemaskan.

"Semua ini milikmu, aku menjaminnya."

Seminggu setelah kepulangan Gulf, Mew seolah melupakan eksistensi Namtan yang masih berada di sekitarnya namun terasa sangat senyap.

Apakah wanita itu baik-baik saja?

Bagaimana dengan kehamilannya?

Mew tanpa sadar menghembuskan nafasnya keras, dan itu tidak luput dari pandangan Gulf.

Bukannya tidak menyadari.. perubahan perilaku Mew terekam jelas dalam ingatan Gulf, mulai dari ekspresinya yang tiba-tiba menjadi cemas tak karuan bahkan beberapa kali ia mendapati raungan amarahnya mengudara kala Gulf tak berada di sekitarnya.

Ia mengetahui semuanya.

Ada yang salah disini.

"Mew, aku ke cafetaria sebentar ya."

Bukan itu tujuannya.

.
.
.

Gulf memang keluar dari ruangan Mew tetapi ia sempat berpapasan dengan sekretaris suaminya, nona Hong.

Tatapan mereka terkunci selama berpapasan, lalu berhenti bersamaan di langkah ketiga perjalanan.

"Tuan Gulf, selamat datang kembali." Nona Hong lebih dulu menghampiri istri dari atasannya, menyapa lalu tersenyum sopan.

Semua itu tidak luput dari pandangan Gulf.

"Kita perlu bicara."

Wanita berdarah China itu menggeleng masih bersama tarikan manis di kedua sudut bibirnya.

"Tidak disini tuan," pelan. Sangat pelan.

Seolah mereka memang sedang menyimpan sesuatu dibalik semua pergerakan itu, Gulf mengangguk lalu mengisyaratkannya untuk menentukan tempat pada si wanita.

.
.
.

Namtan menepuk dress-nya setelah memakai sepatu berhak tinggi, penampilannya terlihat sangat glamour dan tidak ada aura positif disana.

Karena hatinya penuh tipu daya.

Tangannya menenteng kotak bekal makan siang, rutinitasnya mengunjungi suami orang akan kembali dijalani. Kakinya melangkah memasuki mobil jemputannya.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang