19. Taman Bunga

6K 669 11
                                    

Ada banyak orang dengan topeng mahal membingkai wajah aslinya, namun semahal-mahalnya ia suatu saat benda itu akan retak dengan sendirinya.

•••

Gulf enggan beranjak dari atas tubuh Mew, kedua lengannya memeluk erat leher sang suami dan kecupan terasa hangat dari si lelaki lebih tua.

"Sayang.."

"Hng?"

"Kita harus ke Mansion, ingat?" Mew tahu Gulf sangat lelah namun ini adalah acara rutin keluarga besar. Sangat besar cemoohan dari yang lain jika Gulf tidak ikut hadir dalam perjamuan mewah malam ini.

Cup.

Cup.

Cup.

"Hentikaaan," rengek si manis tak terima bibirnya menjadi santapan predator kelas kakap dibawahnya.

Gulf segera berdiri, mereka telah mengganti pakaian dan kini pakaian itu menjadi sedikit kusut akibat ulah Gulf yang tiba-tiba sangat manja.

Mew menyampirkan jasnya ke lengan kanan, ia akan mengenakannya ketika tiba nanti.

"Ayo," salah satu lengannya meraih jemari lembut yang lebih muda, keduanya tersenyum.

.
.
.

Jika mendengar nama keluarga Jongcheveevat maka yang terbayang adalah perusahaan besar dengan orang-orang penting berada di sekitarnya, meskipun tidak menjadi yang terkuat namun eksistensi mereka di lapangan terbuka kerap menimbulkan decak kagum terlebih untuk orang-orang yang selalu mengincar keturunannya.

Ini kali pertamanya Gulf muncul sebagai istri sekaligus menantu utama keluarga tersohor itu, apalagi dengan latar belakangnya yang juga mumpuni mungkin orang-orang akan segera menyematkan gelar crazy rich couple kepada dua orang itu.

"Jangan gugup," Mew mengambil jemari istrinya untuk ia kecup. Pemandangan itu sangat indah bagi Gulf yang selalu merona setiap kali suaminya melakukan hal manis.

"Terlalu banyak media." Keluhnya.

Mew tertawa, ini memang perjamuan besar dan tentunya akan ada beberapa keluarga terpandang lainnya yang hadir namun para awak media itu hanya akan meliput diluar saja.

Karena bagian dalam tidak akan pernah bisa dijamah.

Terlalu banyak orang-orang penting, mereka jelas tidak ingin mengambil resiko lebih.

Pintu Limousine itu dibukakan oleh seorang pelayan, Mew menjadi yang pertama turun kemudian melalui gesture tangannya meminta Gulf untuk keluar.

Kakinya melangkah, mereka kini berdiri berdampingan disertai blitz-blitz kamera memenuhi pengelihatan. Gulf menggerutu dalam hati sedikit menyesal karena tidak ingin mengikuti acara-acara penting Ayahnya.

- : "Tuan Mew, siapa lelaki disamping anda?"

- : "Bukankah ia keponakan anda? Mengapa datang bersama?"

Banyak pertanyaan diajukan oleh mereka yang heran melihat Mew turun bersama seseorang yang sebagian orang mengetahuinya sebagai keponakan.

Namun jika diingat kembali, bukankah mereka itu bodoh? Bagaimana mungkin ia memiliki keponakan sedangkan dirinya adalah anak tunggal.

Mew dan Gulf berjalan menuju pintu masuk, namun langkah yang lebih tua terhenti lalu berbalik menghadap para media.

"Pria ini bernama Gulf Kanawut Jongcheveevat, dia adalah istriku."

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang