10. Mengakui dalam diam

6.4K 677 17
                                    

Sekiranya ada kesempatan untuk menyampaikan maksud, maka jangan lagi memberikan hati anggapan palsu berupa ketidakyakinan.

•••

Gulf memainkan ponselnya asal, bohong jika dirinya tidak menyukai kehadiran Mew dirumah ini.. malah sebenarnya ia begitu menantikan perdebatan-perdebatan konyol berujung lelucon mereka.

Dirinya terlalu denial perihal rasa.

Sejak bertemu dengan Mew, Gulf selalu di perlakukan baik. Dan itu sukses membuatnya menumbuhkan rasa lebih untuk seseorang yang dahulu selalu ia tepis kehadirannya.

Tentang janjinya untuk tidak jatuh kedalam pelukan Mew, namun bodohnya ia lupa agar tidak mudah terpesona.

Gulf candu akan goresan senyumannya, apalagi setelah peristiwa ciuman di rumah sakit.

"Kak Mew menciummu?"

Melalui perjanjian singkat untuk bertemu, ketiga sekawan itu akhirnya memutuskan melepas penat sementara sebelum akhirnya menjalani ujian kenaikan kelas.

Dan kali ini rumah Phuwin adalah tujuannya.

"Jangan keras-keras, kau bisa membuat semua orang mendengarnya Win!" Gulf harus mendisiplinkan temannya ini.

"Lalu bagaimana denganmu?" Phuwin akhirnya bersuara setelah menghabiskan satu toples kue kering seorang diri. Dasar rakus!

"Apa?" Beo Gulf.

"Perasaanmu bodoh, menurutku jika dua orang memutuskan untuk berciuman maka pastinya mereka telah memiliki komitmen sebelumnya. Maksudku bukan hanya tentang status, tetapi juga hati."

Gulf terdiam, Phuwin benar.. jika itu dirinya maka ia tidak akan bingung. Tetapi Mew?

"Kakakku bilang para orang dewasa bahkan bisa berciuman dan tidur bersama tanpa adanya cinta. Tapi Gulf belum se-dewasa itu untuk mengerti pola pikir suaminya." Lagi, Phuwin sukses membuat Gulf semakin terpekur tidak yakin.

"Maksudmu, dia tidak memiliki perasaan untukku?"

Keduanya menggeleng, "Tidak tahu."

Sialan!

"Lalu apa?"

Win menatap temannya serius, ada kalanya Gulf menjadi sangat bodoh. Dan untuk hal ini.. Win merasa punya kewajiban memberi sedikit edukasi untuknya.

"Kau mencintai suamimu?"

Gulf mengangguk.

"Lalu suamimu?"

"Dia mencintai kekasihnya."

Win dan Phuwin hampir melupakan fakta ini, di pernikahan mereka bukan hanya tentang Gulf dan Mew saja.. tetapi ada Namtan yang juga turut meramaikan.

"Temanku yang malang."

Gulf semakin nelangsa.

.
.
.

Setelah kepulangannya dari rumah Phuwin, Gulf semakin terpikir tentang perkataan mereka.

"Jika kau ingin membuat suamimu jatuh cinta, maka bersikap manis lah! kau harus paham bahwa para lelaki menginginkan rumah yang hangat bukannya pertengkaran setiap saat." Oceh Win seakan mengerti segalanya.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang