42. Devil Springs Vodka.

6K 643 135
                                    

Luka ini tidak akan pernah sembuh.

•••

Dimulai dari persimpangan jalan, tempat dimana mereka mulai memilih jalan setapak berbeda tujuan. Tubuhnya masih disini.. melihat setiap langkah yang di ambil tanpa ragu bersamanya yang sedang berada dalam pelukan.

Terkadang semesta memaksa, memaksa tubuh itu untuk luruh larut dalam pesakitan setelah sebelumnya kebahagiaan itu sempat di gadang-gadang akan berlangsung hingga ajal menjemput.

Senyap gulita mengurung raga, hampa rasanya bertepi tanpa arah.. airmata kembali mengalir deras seolah rasa sakit yang dirasakan tidak sesederhana kelihatannya.

Selama bertahun-tahun.. Gulf akhirnya sadar, bahwa waktu tidak cukup kuat untuk membuat mereka bertahan di tengah deburan ombak kuat menghantam kapal.

.
.
.

Mew berlari turun dari mobilnya usai mengantar Namtan ke Rumah Sakit, memberikan mandat kepada para tenaga medis untuk menangani wanita itu lalu pergi menyusul sang istri ke rumah mereka.

Mendung.

Langit pun turut melatari kisah mereka yang berada diambang kehancuran.

Langkahnya menggema, hanya udara kosong menyapa dengan seorang pria yang tengah terduduk di depan pantry penyimpanan minuman keras.

"Gulf.."

Mendekat, hingga tubuh keduanya bersebelahan.

"Aku ingin bertanya padamu, selama ini.. selama pernikahan kita. Apakah perasaanmu untuknya masih sama seperti dulu?" Lirih Gulf setengah tersendat akibat nafas yang hampir habis karena menangis terlalu lama.

Mew mencoba menyentuh tubuh itu namun segera di dorong kuat, menjauh dari jangkauan.

"Jangan menyentuhku, rasanya setiap mengingat bagaimana kita bahagia belakangan ini.. aku semakin jijik. Menggelikan, sangat menggelikan menyadari bahwa selama ini ternyata aku telah di khianati."

Mew mencelos, airmatanya juga turun tetapi Gulf tidak bersimpati atasnya sedikitpun.

"Bahkan hanya karena mendorongnya saja kau sudah melupakanku."

"Gulf, dia sedang hamil.."

Deg.

Mew jatuh bersimpuh memohon maaf atas dosa juga perilaku tak manusiawinya selama kepergian Gulf, "Tolong maafkan aku.."

Gulf menunduk, menangis terisak pilu bersama bahunya yang turun sarat akan pelepasan sempurna dari kekecewaan terpendam.

"Aku menginginkan seorang anak, mari rawat anak itu bersama-sama." Mew memang tidak tahu diri, setelah menghamili wanita lain kini dia malah meminta sang istri untuk mau menerima anak hasil perbuatan kejinya.

Gulf meludah tepat disamping tubuh tegapnya yang masih memeluk kaki itu, enggan melepas meski sudah di tepis berkali-kali.

"Kau menginginkan anak?"

"Biarkan aku menunjukkan sesuatu kepadamu."

Gulf melepas kuat pelukan pada tungkainya lalu mengambil satu map berwarna putih dengan logo Rumah Sakit ternama di London.

"Baca, baca dan pahami." Gulf melemparnya tepat mengenai wajah Mew.

Dari sekian banyak kalimat asing yang ia baca, hanya ada dua kata yang sangat menarik perhatian.

Transplantasi Rahim.

Mew memandang Gulf tidak percaya, "G-gulf.."

"Aku membuang jauh-jauh harga diriku sebagai laki-laki demi mewujudkan impian bersama, keluarga sempurna yang kau idam-idamkan hampir setiap malam. Jangan mengira aku tutup mata akan semua hal yang selalu menjadi harapan ketika pagi menjelang. T-tapi apa.. Mew, kau tidak akan pernah tahu bagaimana sakitnya mereka membelah perutku. Memasukkan organ dalam khas wanita lalu hampir mati karena sistem tubuhku yang tidak dapat menerimanya secara sempurna.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang