30. Dia Kembali

4.9K 555 44
                                    

Kepada fajar yang merekah, menyapa mengganti gelap sang malam. Begitu dekat begitu hangat.. kepada senja yang memadam. Tenggelam dalam rona jingga yang tersurut, memandangi biru yang berganti jingga tanpa bertemu.
- 𝑰𝒇𝒚 𝑨𝒍𝒚𝒔𝒔𝒂, 𝑨𝒅𝒉𝒊𝒕𝒊𝒂 𝑺𝒐𝒇𝒚𝒂𝒏 -

•••

Gulf menatap akuarium di ruang tengah yang berisi tiga ikan hias, mereka adalah keluarga.

Dengan seorang anak disisi mereka.

Angannya melayang tentang bagaimana indahnya jika di masa depan ada anak kecil yang meminta pelukan karena takut akan suara petir atau hujan.

Ada seorang anak yang bisa menyebut Gulf sebagai orangtua.

Bahunya merosot, setidaknya jika mereka harus memiliki anak maka itu memang harus anak biologis.

"Aku harus apa.."

Untungnya pagi ini dan tadi malam Mew tidak merasakan keresahan istrinya, Gulf takut suasana hatinya akan menambah beban lelaki itu.

Matanya terpejam seiring dengan cairan hangat itu berlomba keluar dari telaga beningnya.

.
.
.

Mew datang ke kantor lebih awal karena pagi ini ada meeting dengan para investor, sejak dulu rupa dari putra keluarga Jongcheveevat itu memang tidak bisa dibantah perihal pesonanya yang memukau.

Sudah berumah tangga bukan berarti tawaran untuk mempersunting putri-putri para clientnya terhenti begitu saja, beberapa dari mereka bahkan terang-terangan rela untuk yang menjadi yang kedua.

Jika saja hatinya tidak berada dalam genggaman Gulf, mungkin saat ini ia sudah memiliki pendamping hidup lebih dari tiga.

"Tuan, ada telepon untuk anda." Sekretarisnya memberikan ponsel.

"Halo?"

"Tuan, kami dari keluarga Tang ingin menyampaikan kabar mengenai nona Namtan."

Mew tertegun, nama itu rasanya sudah lama tidak ia dengar. Rasa penasaran menyeruak.. apakah wanita itu baik-baik saja?

"Lanjutkan," titahnya. Masih ada sekitar 10 menit lagi untuk memulai rapat.

"Dua tahun ini kami mendapati nona Namtan sakit-sakitan, Dokter dari balai desa menyarankan kami untuk segera ke Rumah Sakit besar karena kondisinya sangat buruk. Dan puncaknya adalah hari ini.. nona Namtan pingsan dengan darah tidak berhenti keluar dari hidungnya." ujar si penelepon terdengar bergetar.

Deg!

"Tuan, rapat akan diadakan tiga menit lagi."

Mew menghela nafas lelah, rasanya sangat tidak manusiawi jika ia mengabaikan begitu saja kondisi Namtan.

Bagaimanapun juga keluarga Tang pasti sangat bingung sekarang.

"Tuan Tang, nanti sore seseorang akan menjemput Namtan dari kediamanmu. Pastikan kondisinya stabil, sampaikan pada Dokter yang berjaga di klinik balai desa agar tetap berada di samping Namtan hingga jemputan tiba."

Mew tidak tahu keputusannya ini benar atau tidak.. tapi jika menyangkut nyawa maka sisi kemanusiaannya tidak bisa di tepis begitu saja.

"Mari tuan," ingat Sekretarisnya lagi.

.
.
.

Langit dan laut sama-sama memiliki warna biru, kala hujan turun membasahi bumi maka laut dengan sigap menangkap semua butiran air berlebih itu agar tidak menenggelamkan seluruh daratan.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang