29. Pelangi Setia

4.8K 532 31
                                    

Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam, semoga ada yang menerangi sisi gelap ini. Menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda.. aku selalu suka sehabis hujan dibulan Desember.
- 𝑬𝒇𝒆𝒌 𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒄𝒂 -

•••

Bunga menyambut. Merajut rasa rindu kala tatapannya bertemu dengan seorang lelaki yang keberadaannya sangat di hindari. Katakan bahwa dirinya sangat munafik.. menampik fakta ingin menarik si pria ke dalam pelukan lalu berbisik kecil di sertai isakan ringan.

Ada kalanya semayam di hati menggoda keinginan tiada henti, hela nafasnya terdengar berat tetapi tidak mengubah raut wajah sedikitpun.

Phuwin lupa bahwa kediamannya disini bersebelahan dengan rumah mewah cinta pertamanya, Pond Naravit Lertrakosum.

Dari balik mobil ia bisa melihat pria itu tengah menyiram tanamannya seorang diri, ah.. mungkin anak dan istrinya sedang menghabiskan waktu di dalam.

Bukankah ini weekend? Phuwin terkekeh.

Kakinya melangkah turun dari kendaraan mahalnya, Phuwin yang sekarang terlihat sangat menawan namun wajahnya sangat datar.

Sekembalinya ia ke negara ini, tidak seorangpun diberi tahu termasuk kedua sahabatnya. Karena ya.. hanya ada sedikit pekerjaan bukan?

"Phuwin?"

Double shit!

.
.
.

"Gulf aku bertemu Bright!"

Netra kucingnya memicing tajam kala kalimat itu terasa sangat aneh untuk di cerna akal sehat, Gulf tahu temannya ini sangat merasa kehilangan karena dirinya dan yang lain juga begitu. Tapi.. jangan termakan khayalan.

"Aku meneleponmu untuk bertanya perihal kabar baik, dan bukannya mendengar ke-tidakwarasanmu." Saat ini ia terduduk di ruang tengah sembari memangku laptopnya.

Melakukan panggilan di selingi obrolan ringan bukan hal yang buruk kan? Terlebih mereka memang sudah lama tidak bertatap muka.

"Maksudku tidak-tidak, aku bertemu seseorang yang sangat mirip dengan Bright. Aku bersumpah! Lihat ini," Win mengeluarkan kartu nama pria yang baru ia temui dua hari lalu kemudian menunjukkannya pada Gulf.

Gulf mengamati kartu nama serta foto yang tercantum, hei! Sejak kapan kartu nama menyediakan foto juga?

Namun fokusnya teralihkan penuh pada foto pria bernama Sarawat itu, benar.. sangat mirip. Perbedaannya hanya terletak pada postur tubuh.

Jika Bright itu tinggi dan cendrung ramping, maka Sarawat terlihat besar. Pundaknya lebar dan dadanya sangat bidang.

"Dia memajang foto itu di kartu namanya?"

"Tidak, aku menempelkannya setelah mencari-cari sosial media pria itu."

"Psikopat gila," Cibir Gulf tidak habis pikir.

Mew ikut terkejut di sebelah Gulf, tidak mungkin jika Bright hidup lagi bukan?

Lagipula ia dan yang lain juga ikut menyaksikan jasad sahabatnya itu di kubur.

"Tanyakan pada Win, dimana mereka bertemu." Mew mencolek perut istrinya lalu berbisik pelan.

Padahal bisa saja ia langsung menyuarakan pertanyaannya.

"Win, dimana kau bertemu dengannya?"

"London. We met by accident i guess? Secara umum orang-orang akan menyebutnya kecelakaan tetapi bagiku itu ada kesempatan. Aku tidak sengaja menabrak mobilnya." Win terkekeh mengingatnya, dan sampai saat ini mereka masih belum bertatap muka karena pria itu tidak juga menghubunginya.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang