55. Keluarga bahagia

8.1K 763 83
                                    

Terima kasih telah menjadi bagian terindah dalam hidupku.

•••

Hempas kencang permasalahan di masa lalu, remuk redam hati menanggung rindu dan kini telah sampai pada pulau harsa bersama kebahagiaan menaunginya.

Apa sekiranya yang terbersit ketika melihat pemandangan indah di depan sana, seorang lelaki dewasa berbisik penuh kasih kepada dua anak kecil yang sedang terlelap di kedua bahunya.

Ayah dan anak.

Gelar itu terlampau biasa untuk di dengar, namun bagi mereka yang telah melewati beribu ombak untuk mencapai ujung samudera mungkin terasa luar biasa ketika di ucapkan.

"Sudah tidur?"

Yang ditanya mengangguk, namun kedua tangannya tidak berhenti mengelus surai halus anak-anaknya.

"Kenapa belum tidur?" Bisiknya pelan pada sang istri, takut membangunkan kedua malaikatnya.

Gulf menggeleng, "Aku tidak bisa tidur."

Mew mengerti, sudah menjadi kebiasaan istrinya untuk selalu tidur beralaskan lengannya. Mereka melakukan hal itu hampir 6 tahun lamanya sejak pernikahan kedua di laksanakan.

"Tunggu aku dikamar," titahnya lembut.

.
.
.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Mew mendapati Gulf masih duduk di depan mejanya sembari memeriksa beberapa laporan.

Kakinya melangkah mendekati seseorang yang sudah menemaninya dalam ikatan suci pernikahan, "Ayo tidur."

Gulf membalik kursinya hingga berhadapan dengan Mew yang masih berdiri, keduanya hanya terulur.

"Masih kuat menggendongku?"

Yang lebih tua tertawa, Gulf meledeknya.

"Jangan meremehkankanku sayang," setelahnya tubuh ramping Gulf dibawa dalam gendongan. Lengan besar Mew benar-benar melingkupi Gulf dengan baik.

Lengan Gulf memeluk erat leher kokoh Mew, menumpukan seluruh hidupnya pada seseorang yang kini selalu ada untuknya.

Sedangkan Mew membawa tubuh mereka untuk berbaring nyaman diatas tempat tidur, tanpa melepas pelukan.

"Gulf."

"Hm?"

"Sayangnya kakak," panggil Mew sekali lagi.

Yang lebih muda mengeluarkan tawa pelan, walaupun telah mendengar panggilan itu lebih dari ratusan kali.. Gulf tetap tidak terbiasa. Selalu ada detakan menakjubkan.

"Tahun depan usiaku telah memasuki kepala empat, sedangkan istri cantikku masih tetap segar di angka 3." Mew menghidu sepanjang garis leher Gulf, melayangkan kecupan ringan namun terasa intim.

"Itu hanyalah perihal angka, tidak ada yang istimewa. Bagiku.. pernikahan kita tidak mengenal usia." Ujarnya membalas kekhawatiran seseorang yang tengah sibuk membuka kancing piyamanya.

Mew tersenyum.

"Aku selalu penasaran mengapa Malvee dan Naisy selalu suka menghisap benda ini," telunjuk yang lebih tua menekan halus titik dua berwarna kecokelatan di bagian dada yang lebih muda.

Gulf menahan nafas, sentuhan suaminya kali ini benar-benar meluluh-lantakan akal sehat. Bagaimana usapan-usapan kecil itu menjadi jilatan basah memusingkan kepala.

"Gulf, sayangku.. semesta akan mengenang pertemuan kita. Ingat bagaimana untuk pertama kalinya kita menyatukan tubuh dibawah pengaruh hasrat yang menggebu.. kau sangat indah." Kalimat cinta penuh hasutan kembali dilayangkan.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang