38. Perjuangan dan Pengkhianatan

5.1K 549 155
                                    

Jika kamu tidak membayangkannya, tak ada sesuatu pun yang dapat terwujud.
- 𝑷𝒂𝒑𝒆𝒓 𝑻𝒐𝒘𝒏𝒔, 𝑱𝒐𝒉𝒏 𝑮𝒓𝒆𝒆𝒏 -

•••

Seminggu berlalu.. Mew juga tidak dapat menghubungi ponsel Gulf, tapi tidak ada upaya yang bisa ia lakukan.

Hanya berdiam lalu menunggu sembari beranggapan bahwa mungkin saja Gulf disana sedang bersenang-senang dan tidak ingin di ganggu sedikitpun.

Mew memakluminya.

Belakangan ini Namtan kerap membuatkannya makan siang yang akan diantar melalui kurir, orang-orang perusahaan mengira bahwa itu dari istri Direktur mereka.

"Bagaimana kesepakatannya?" Tanya Mew pada Sekretarisnya.

"Mereka menyetujui pembangunan ulang, dan juga Direkturnya berani menjamin kerugian yang terjadi akibat kelalaian beberapa pihak."

Mew mengangguk.

"Lalu-"

"MEWW!"

Atensinya direbut oleh seorang wanita yang kini memasuki ruangan tanpa repot mengetuk pintu ataupun sekedar berlaku sopan.

"Namtan?"

Namtan meletakkan bekal makan siang lalu menyapa sekretaris Mew yang kini tampak bingung.

"Apa yang kau lakukan disini?" Mew menggeram tertahan, sungguh.. tindakan wanita itu kali ini tidak dapat di tolelir.

"Apa maksudmu, aku mengunjungi kekasihku." Ujarnya percaya diri.

"Nona Hong, anda boleh keluar."

Sekretaris Hong akhirnya keluar tapi sebelum itu ia sempat melirik Namtan yang hanya mengangkat dagunya tinggi, Direkturnya memiliki simpanan huh?

"Namtan, apa maksudmu?"

"Yang mana?"

Mew berdiri lalu berjalan cepat melihat apakah ada orang yang datang atau tidak, "Kekasihku. Kita tidak memiliki hubungan seperti itu!"

Mew berteriak tanpa sadar, kemudian hening beberapa saat dan setelahnya terdengar isakan kecil dari Namtan yang kini menutup wajahnya.

Astaga..

.
.
.

Gulf menautkan jemarinya sedikit takut.

Sebentar lagi ia akan menjalani Operasi, dan sejak tadi netranya tidak berhenti bergulir memandang ke segala arah untuk menetralisir ketakutannya sendiri.

Win memandangnya dari tempat khusus diatas yang akan memperlihatkan bagaimana operasi besar ini dilakukan, melalui layar proyektor.. Win bisa melihat setitik airmata jatuh dari telaga cokelat temannya.

"Kau pasti bisa," gerak bibir Win terbaca oleh Gulf.

Mereka sama-sama takut, terlebih Gulf.

"Tuan, kita akan memulainya sekarang."

Beberapa suntikan ia dapatkan, rasanya sangat sakit tetapi ini akan sebanding dengan yang ia dapatkan nanti.

Setelahnya semuanya gelap, Gulf berada diambang batas kesadaran tanpa merasakan apa-apa.

Para Dokter dengan cepat melakukan tugasnya, perut ratanya dibelah lalu entah apa yang dilakukan sehingga dengingan kuat dapat ia tangkap dari mesin di sebelahnya.

Semuanya terasa sunyi.

Gulf menangis tanpa sadar karena hatinya sangat sakit entah untuk apa, jantungnya diremas kuat hingga pelupuk matanya basah.

MewGulf : Blank Space ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang