Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah rasa sakit, tapi bukankah Tuhan itu maha pemaaf? Lantas mengapa engkau yang berstatus sebagai hamba malah mempersulitnya?
•••
Gulf sangat lelah, hati maupun fisiknya.
Setelah memilih untuk mendiamkan Mew, ia bingung.. untuk apa dirinya marah?
Mew dan dirinya tidak memiliki apapun untuk di pertahankan, sedangkan dengan Namtan? Suaminya jelas mencintai wanita itu. Lantas apa haknya untuk marah dan tidak terima..
Logika membeberkan semua fakta namun perasaan tidak bisa di bohongi bahwa dirinya kini sedang berduka, Mew telah mengambil sebagian dalam dirinya yang berharga dan kini Gulf semakin menderita akibat cinta sepihak.
Bagi mereka yang telah terluka hatinya, berada di posisi ini bukanlah perkara mudah untuk dilakukan terlebih ketika fisik ikut merasakan lampiasan amarah darinya yang kini terisak pilu.
Ya, Mew menangis.
Sepasang suami istri itu masih berada dalam posisi semula, Gulf menutup wajah menggunakan sebelah tangan enggan menatap Mew yang semakin dirundung rasa bersalah.
"Gulf.. maafkan aku," Mew mengecup pipi si manis berkali-kali berharap akan ada sedikit belas kasih.
Gulf bingung, Mew yang seperti ini justru membuat hatinya lebih mudah di sentuh.
Hembusan nafas terdengar dari yang lebih muda, "Mew.. apa yang membuatmu marah?"
Mew memeluk tubuh Gulf, menyembunyikan wajahnya di leher sang istri untuk mendapatkan kenyamanan. Terdengar tidak tahu diri tapi memang itulah kenyataannya.
"Kenapa kau sangat marah ketika aku memilih pria lain? Sedangkan kau telah memiliki Namtan, jangan memberiku harapan.. setidaknya jika kau ingin membuangku di masa depan maka lakukanlah tanpa segan. Karena aku juga akan menepis perasaanku untukmu sesegera mungkin." Lucu sekali, Gulf hampir saja terjatuh untuk kesekian kalinya.
Sedangkan Mew tertegun mendengar pernyataan Gulf barusan, perasaan?
Apakah Gulf juga menyukainya?
"Gulf-"
"Diamlah sialan! Jika kau ingin meniduriku maka lakukan dengan cepat, karena setelah semua ini berakhir aku akan langsung bercerai darimu."
Mew menggeram, namun segera ia tahan.
Maka tindakan selanjutnya adalah kedua tangan kekarnya menarik tubuh ramping si manis agar berbaring di sebelahnya, Gulf ternyata sudah menangis lagi.
"Hei, dengarkan aku.. Gulf sayangku, setelah ini kau bebas ingin menghukum suamimu ini seperti apa tapi tolong jangan membantahku sekali ini saja. Aku minta maaf karena telah melukaimu, maaf karena aku belum bisa menjadi satu-satunya alasan untukmu tersenyum-"
Satu kecupan Mew labuhkan untuk Gulf yang kini terdiam sembari terisak pelan.
"Aku mencintaimu Gulf Kanawut Jongcheveevat."
Gulf terdiam, waktu seakan terhenti untuk memberikan moment terindah setelah penantian menguras air mata.
"A-apa..?"
"Aku mencintaimu anak nakal," setelahnya Mew mencium lembut bibir istrinya tanpa segan, menghisap keras lidah si manis hingga melenguh berkali-kali.
Gulf sangat awam dengan kegiatan seperti ini maka ia hanya diam seraya mengalungkan lengannya ke leher kokoh sang suami.
Mereka larut dalam cinta, tanpa adanya airmata.
Semua ini terasa menyenangkan, Gulf bahagia.. pengakuan sederhana dari Mew mampu meluluh-lantakan segala tatanan awal tentang perpisahan terencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MewGulf : Blank Space ✓
FanficGulf Kanawut Traipipattanapong, adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Atas. Namun di usianya yang baru menginjak angka 17 tahun ia harus mulai mengabdikan diri menjadi seorang istri dari pengusaha terkenal, Mew Suppasit Jongcheveevat. Tidak ada y...