02. PACARNYA BOO

216K 17.5K 1.8K
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak :)

..

Happy Reading

Langkah kaki yang Saffiyah ayunkan terasa berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki yang Saffiyah ayunkan terasa berat. Gadis itu seperti tidak ingin pulang ke rumah untuk hari ini bahkan belum siap jika berhadapan dengan papanya. Kemarahan dan tamparan keras dari papanya membuat Saffiyah tidak tenang. Kepalanya mendongak ke atas menatap langit biru yang cerah.

Gadis itu ingin sekali mempunyai otak pintar. "Kalau Tuhan nggak bisa kasih aku otak yang pintar, bisa nggak nanti kasih suami yang punya otak pintar?" celetuk Saffiyah asal. "Terus yang jadi suami aku itu Boo, boleh nggak Tuhan?"

"Belajar!"

Saffiyah langsung terkesiap dan menatap lurus pada seseorang yang baru saja berseru di sebelah telinganya. Di depannya ada Boo yang berjalan ke arah parkiran.

"Pacar sapi tunggu!" teriak Saffiyah. Dia berlari mengejar Boo. Tingkah Saffiyah tersebut tentu saja mengundang perhatian orang-orang. Banyak dari siswi yang lalu lalang di jalan menuju gerbang menatap sinis pada Saffiyah.

Saffiyah Mikayla. Satu sekolah tahu jika gadis itu tidak pintar, dia salah satu siswi yang sering menduduki peringkat akhir. Namun, yang semua orang tidak percaya adalah Saffiyah bisa mendapatkan cowok paling pintar di sekolah dan hubungan mereka sudah berjalan lima bulan.

"Boo, nanti mau nikah sama aku nggak?" tanya Saffiyah setelah berdiri di sebelah motor Boo.

Cowok itu menoleh, kegiatannya memasang helm ke kepala terhenti. "Nggak." Kemudian Boo kembali memasang helm ke kepala.

"Kok nggak mau sih?"

"Hm." Boo berdehem pelan membuat Saffiyah bersedekap dada, menatap jengkel pada cowok yang duduk di atas motor sedang menghidupkan mesin.

"Nggak mau ajak pulang bareng?" tanya Saffiyah karena Boo tak kunjung menyuruhnya naik ke atas motor.

"Males."

Saffiyah manggut-manggut, matanya melirik pada sebrang parkiran yang khusus untuk mobil. Dia melihat Odi di sana. "Yaudah. Aku pulang sama Odi aja, soalnya dia pakai mobil pasti adem. Dadah, Boo."

Begitu Saffiyah ingin berbalik badan dan beranjak ingin pergi. Satu tangan Boo mencekal erat pergelangan tangan Saffiyah membuat gadis itu menoleh kembali pada Boo.

"Naik."

"Nggak mau!" tolak Saffiyah.

"Saf, naik."

"Ngomongnya pakai sayang dulu kayak gini sayang naik, gitu," suruh Saffiyah dengan senyum yang ia tahan sedari tadi karena melihat wajah kesal bukan main dari Boo.

Sebelum berkata seperti itu, Boo melirik ke arah kanan yang masih ada teman-teman sekelasnya yang masih duduk di atas motor bahkan mereka tertawa melihat Boo bersama Saffiyah.

PACARNYA BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang