26. PACARNYA BOO

133K 13.1K 2.1K
                                    

Hello guys, mau cepet update nggak ceritanya?

330 vote dan 100 komen ya untuk next part!

HAPPY READING :)

Langkah kaki Saffiyah terhenti di ujung koridor ketika ia melihat Boo sedang bersama Sila yang berjalan beriringan. Gadis yang bersama Boo seolah meminta ajarkan tentang materi yang ada di buku, terlihat jika Sila menunjukkan buku di tangannya ke arah Boo. Bohong jika Saffiyah tidak membenci gadis itu, justru dihatinya muncul setitik ingin memperingatkan Sila agar bisa menjaga jarak dengan Boo.

"Songong tuh anak!" Hara tiba-tiba datang dari arah belakang dan langsung merangkul pundak Saffiyah membuat Saffiyah menoleh kaget pada Hara.

"Lo tahu nggak? Dia lagi carmuk sama Al terus sama Bu Dea juga," sambung Hara dengan tatapan mengarah ke depan melihat Boo dan Sila duduk di depan kelas sepuluh. Tepatnya itu kelas Sila.

"Orang kayak Sila nggak bisa dibiarin harus dikasarin!"

"Kamu ngomong sama aku?" tanya Saffiyah dengan tampang polosnya.

Hara dengan cepat menurunkan kembali tangannya dari pundak Saffiyah. "Gue ngomong sama tembok, ya sama lo lah!"

Saffiyah mengangguk lalu cengir ke arah Hara yang sudah berubah jutek.

"Gue punya rencana nih buat ngerjain Sila, lo mau kerjasama nggak?" tanya Hara kini gadis itu mulai serius.

"Rencana apa?"

"Lonya mau nggak?" tanya Hara memastikan.

Saffiyah sempat berpikir. Sesekali bergabung dengan Hara yang frontal dan bla-blakan tidak ada salahnya. Didetik itu juga Saffiyah mengangguk membuat Hara menarik pergelangan tangannya. Mata Hara menemukan Sila yang bangkit dari duduk dan berjalan menjauh dari Boo. Sedangkan Boo segera berdiri, berbelok di tikungan.

"Ikutin si Sila!" ucap Hara.

Keduanya mengikuti Sila yang berjalan santai sambil menyibak rambutnya yang digerai, membuat Hara memandang jijik pada Sila.

Begitu melihat Sila yang masuk ke dalam toilet membuat Hara dan Saffiyah masuk ke dalam setelah memastikan bahwa Sila masuk ke salah satu bilik yang ada.

"Kamu mau ngapain?" tanya Saffiyah ketika Hara menempelkan telinganya di pintu bilik yang dimasuki Sila.

Hara meletakkan telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan bahwa Saffiyah harus diam. Kemudian Hara tersenyum miring melihat kunci yang menggantung di pintu. Pelan-pelan Hara memutar kunci untuk mengunci pintu. Hingga Hara terkikik geli saat membayangkan Sila yang terkunci di dalam.

"Beres!" bisik Hara pada Saffiyah.

"Itu keterlaluan nggak sih?" tanya Saffiyah. Gadis itu merasa kasihan pada Sila.

"WOI INI SIAPA YANG KUNCI?!" teriakan dari dalam bilik itu membuat Hara menarik Saffiyah untuk keluar dari dalam toilet.

"BUKA WOI! MASA GADIS SECANTIK GUE KEKUNCI SIH!"

"HELLO, INI CEWEK PRIMADONA TOLONGIN!"

Begitu keluar dari dalam toilet, tawa Hara mengudara begitupun dengan Saffiyah yang ikut tertawa mendengar teriakan absurd dan percaya diri dari Sila.

"Sinting tu cewek, pede tingkat gila!" celetuk Hara masih dengan sisa tawanya.

"Nanti kalau nggak ada yang buka gimana? Kasihan dia."

Hara merotasikan bola matanya, melihat Saffiyah yang masih saja terlihat baik.

"Lo jadi cewek jangan terlalu baik. Jahat dikit kenapa?" tanya Hara.

PACARNYA BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang