Siapkan hati!
Jangan siders ya, sedih akutuh :(
sebelum baca tekan bintang dulu.750 vote dan 1000 komen ya!
Part ini panjang!
HAPPY READING :)
..
"Maaf, Saffiyah udah nggak bisa diselamatkan karena dia sudah banyak tertelan air dan juga terlambat untuk dibawa ke sini."
Seluruh tulang kaki Jeff terasa tercabut. Ia lemas hingga akhirnya jatuh lunglai di lantai dingin rumah sakit saat mendapatkan kabar adiknya yang sudah tiada. Airmatanya jatuh begitu saja tanpa isakan tangis.
"Nggak mungkin dia meninggal!" gumam Jeff sarat akan rasa sakit di hatinya. Hancur berkeping-keping lalu jatuh terhempas. Terasa nyeri yang sangat hebat.
"SAFFIYAH!" pekik Jeff dengan sekali tarikan napas disusul ia yang bangkit dan duduk di ranjang bersama bulir-bulir keringat yang membanjiri wajahnya.
Satu tangan Jeff mengusap kasar wajahnya. Itu hanya mimpi buruk. Jeff tidak boleh kehilangan Saffiyah. Kepalanya menoleh ke arah jendela. Masih ada sisa hujan tadi malam. Mendung masih mendominasi langit hingga gelap melanda, menandakan hujan lebat akan segera tiba.
Jeff menyambar ponselnya yang berada di atas nakas. Mencari kontak nama Saffiyah lalu mencoba menghubungi. Ia hanya ingin mengetahui keadaan Saffiyah sekarang, mengingat jika gadis itu sama sekali tidak membawa obat sakitnya.
Erangan frustasi keluar dari bibir Jeff saat nomor Saffiyah tidak bisa dihubungi. Kemudian ia beralih mencari kontak nama Al. Menempelkan ponsel ke daun telinga Jeff tampak harap cemas saat sambungan sudah terhubung.
"Halo, Al, Saffiyah dimana? Dia baik-baik aja kan?" Jeff memberondong Boo dengan berbagai pertanyaan.
"Masih di tenda, kak. Baik."
Mendengar itu Jeff menghela napas lega seraya menyandarkan kepalanya ke ranjang. Mendongak menatap langit-langit kamarnya.
"Syukurlah. Tadi, kakak mimpi dia tenggelam dan Saffiyah nggak bisa bertahan."
"Itu hanya mimpi, kak."
"Yaudah, kalian jam berapa pulang? Kakak mau jemput Saffiyah di sekolah."
"Pagi ini kita semua pulang, soalnya daerah sini dilanda hujan lebat."
"Oke. Nanti kabari kakak, ya. Titip Saffiyah juga, dia nggak boleh kedinginan, Saf punya alergi."
"Iya, kak."
***
Sila lekas berlari menuju tenda, sesekali kakinya tersandung ranting kayu. Ia tidak punya waktu untuk meringis kesakitan karena yang Sila inginkan adalah memanggil Boo agar bisa menolong Saffiyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARNYA BOO
Teen FictionSatu hari sebelum mawar putih layu dia pernah berkata, "Jangan takut kehilangan. Karena sejatinya hidup adalah tentang kembalinya ke pelukan Tuhan." Saffiyah adalah gadis yang menduduki peringkat akhir di sekolah hal itu membuat Saffiyah mendapatkan...