03. PACARNYA BOO

191K 16K 1.9K
                                    

Selamat membaca :)

Jemari tangan cowok itu begitu lincah menuliskan angka-angka dikertas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jemari tangan cowok itu begitu lincah menuliskan angka-angka dikertas. Tanpa melihat rumus, Boo sudah tahu cara mengerjakan soal ini. Boo mengerjakan soal yang Saffiyah kirimkan tadi. Ia tidak keberatan untuk menyelesaikan tugas Saffiyah.

Tak lama itu tatapan Boo teralihkan pada pintu yang terbuka, menampilkan Arsen - ayah Boo yang berdiri di ambang pintu sambil menatap putranya.

"Bisa keluar sebentar, Al?" tanya Arsen dan Boo mengangguk sopan.

Arsen keluar kamar, diikuti oleh Boo. Cowok itu meninggalkan tugas Saffiyah yang hampir selesai.

"Kenapa?" tanya Boo, begitu mereka berdua berdiri di depan kamar Boo.

"Kamu masih ingat Hara?" Arsen menyimpan kedua tangannya ke saku celana.

Boo terdiam sejenak dan pada akhirnya mengangguk. Menandakan bahwa Boo ingat dengan Hara. Gadis kecil yang dulu menangis histeris karena kehilangan kedua orang tuanya. Hara merupakan tetangga sekaligus anak dari teman Arsen.

"Hara bakal tinggal di sini sama kita," ucap Arsen membuat Boo menatap serius pada ayahnya.

Dahi Boo berkerut bingung. "Tinggal bareng?" tanya Boo memastikan.

"Iya. Kamu tahukan kalau Hara itu hidup sebatang kara? Dia kemarin baru pulang dari Sulawesi. Mungkin Hara juga akan bersekolah di tempat yang sama dengan kamu."

Boo menghela napas. Ada rasa tidak senang yang menyelinap masuk ke hatinya mendengar jika Hara akan tinggal bersamanya dan bahkan bersekolah di tempat yang sama. Ini adalah bencana untuknya.

"Sekarang kamu bisa jemput dia ditempat latihan biolanya waktu dulu, dia di sana sekarang," pintu Arsen tanpa pernah tahu bahwa ekspresi Boo sama sekali enggan untuk menurutinya.

***

Kedua tangan Boo menyilang di depan dada. Pikirannya tertuju pada Saffiyah yang pasti sedang menunggu jawaban darinya. Sial! Ini semua karena Hara. Helaan napas kasar keluar dari mulutnya bersama dengan seorang gadis cantik dengan dress putih berjalan keluar dari gedung dan menuju ke arahnya yang sedang duduk di atas motor.

"Al!" teriak Hara berlari, kemudian merentangkan tangannya hendak memeluk Boo. Namun, cowok itu dengan cepat mengangkat satu telapak tangannya ke arah Hara. Aksi gadis itu yang ingin memeluknya terhenti.

"Naik." Boo justru beralih menghidupkan mesin motor. Malas melayani Hara.

Hara merotasikan kedua bola matanya melihat tingkah cowok itu. Kedua tangannya turun kembali. "Nggak pernah berubah lo dari dulu, Al."

Boo tidak menjawab membuat Hara merasa kesal karena terabaikan.

"Lo nggak kangen sama gue? Kita udah dua tahun loh nggak ketemu," ucap Hara masih berdiri di samping Boo.

PACARNYA BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang