48. PACARNYA BOO

136K 14.3K 2.7K
                                    

UPDATE LAGI!

SIAPKAN HATI YA!

AKU AKAN LEBIH MENGHARGAI ORANG YANG MEMBERIKAN VOTE ATAU KOMEN!

VOTE DULU BIAR BISA NEXT LAGI

1500 VOTE DAN 1700 KOMEN UNTUK NEXT PART!

..

HAPPY READING!

"Saffiyah udah pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saffiyah udah pergi."

Ucapan sang ayah terasa jelas di benaknya. Kata-kata itu seolah sebuah kehancuran yang baru untuk Boo setelah kehilangan kakeknya. Baru beberapa jam yang lalu ia melihat Saffiyah namun sebuah kabar yang mengatakan bahwa Saffiyah sudah pergi membuat cowok itu mengusap air yang keluar dari sudut matanya.

Taksi yang dinaiki Boo terasa melambat menuju rumah sakit padahal sang supir telah menambah kecepatan. Kemudian Boo menoleh pada pesan yang masuk sejak tadi dari Ali, Odi, Mike dan Lio.

Odi
Bos, meskipun Saf udah pergi, lo harus kuat. Ada kita di sini.

Lio
Gue tahu ini berat buat lo, karena lo baru aja kehilangan kakek lo dan diwaktu bersamaan lo juga harus kehilangan Saf. Tapi, percaya sama gue, semua ada pelajaran terbaik dari apa yang udah terjadi.

Mike
Lo cepetan ke rumah sakit, Saf pergi.

Ali
Bokap Saf datang, dia nyesel kalo lo mau tahu.

Boo menunduk dalam-dalam melihat pesan tersebut. Ia lekas menyimpan kembali ponselnya ke saku celana lalu mengangkat kepalanya untuk menatap ke arah supir. "Pak, ngebut dikit, ya."

"Iya, Mas." Supir itu kembali menambah kecepatan taksinya.

Jalanan yang ramai sekaligus pada malam hari yang semakin larut membuat sang supir kewalahan untuk memotong kendaraan truk di depan. Alhasil sang supir mengalah dengan truk di depan daripada harus mengalami hal yang memungkinkan terjadi, seperti kecelakaan karena dari arah berlawanan juga banyak kendaraan.

Gatar singkat dari ponsel Boo membuat cowok itu kembali mengambil ponselnya dari saku celana, sebuah pesan dari Odi masuk.

Odi
Jangan ke rumah sakit lagi, lo langsung ke Bandara.

Mendapatkan pesan tersebut Boo lekas menepuk bahu sang supir. "Pak kita belok kanan ke bandara sekarang."

Sang supir mengangguk, kemudian memutar setir berbelok ke kanan saat menemui persimpangan besar.

Hampir memakan waktu tiga puluh menit untuk sampai ke Bandara, akhirnya taksi yang dinaiki Boo perlahan memelan dan berhenti tepat di depan gerbang masuk bandara. Cowok itu lekas turun setelah membayar pada supir.

Ia berlari masuk, namun saat pendengarannya mendengar suara sirine ambulan membuat Boo menghentikan langkahnya dan menoleh ke samping. Di sana ia melihat sebuah ambulan dan beberapa perawat yang tampak menuruni pasien dari brankar. Saat seorang pria keluar dari pintu penumpang ambulan membuat Boo berlari ke arah sana.

PACARNYA BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang