45. PACARNYA BOO

124K 13.1K 3.3K
                                    

Baik hati kan aku cepet up?

Terimakasih, ya, buat yang selalu spam komen dan vote. I love u!

Buat yang siders, kuy nongol. Mau happy end gak?

1200 VOTE & 1700 KOMEN UNTUK NEXT PART!

HAPPY READING :)

..

Percakapan :

Readers : Gue santet lu kalo sad end!

Author : Etss gak kena!

..

Odi yang diutuskan untuk menjemput Saffiyah di sekolah tercengang hebat mendengar penuturan penjaga sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Odi yang diutuskan untuk menjemput Saffiyah di sekolah tercengang hebat mendengar penuturan penjaga sekolah. Penjaga bernama Pak Damar itu mengatakan bahwa sekolah sudah sepi sejak satu jam yang lalu bahkan anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pun sudah pulang.

"Beneran, Pak, sekolah sudah sepi?" tanya Odi sekali lagi memastikan, ia berdiri tepat di depan pos satpam.

Pak Damar yang tengah membereskan peralatan makan siangnya mengangguk yakin. "Yakin atuh, den. Saya teh udah dari tadi keliling sama ngunci pintu kelas, nggak ada orang satupun."

"Bapak tadi ke kelas XI.IPS 5 nggak?"

Pak Damar mengangguk. "Eta kelas juga kosong atuh. Kuring gues dipariksa," jawab Pak Damar dengan logat sundanya.

Odi menghela napas kasar. Pak Damar juga tidak melihat Saffiyah. "Pak, tapi temen saya Saffiyah belum pulang. Kata orang rumah dia belum nyampe sampe sekarang." Odi memberitahu sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan chat grup dengan teman basket. Mereka yang menunggu di rumah Saffiyah mengatakan jika sampai saat ini Saffiyah belum juga tiba.

"Ya, mana saya tahu, den."

"Gini aja deh, Pak, saya minta kunci kelas IPS 5 kali aja ada petunjuk di sana," ucap Odi yang langsung diangguki oleh Pak Damar. Pria tua itu memberikan sebuah kunci yang berlabel XI.IPS 5 pada Odi. "Terimakasih, Pak."

"Sama-sama, Den, jangan lupa koncinya dikasih ke saya lagi."

"Iya, Pak."

Setelah berhasil meminjam kunci pada Pak Damar, Odi segera berlari menuju koridor lantai kelas IPS. Ia hanya ingin memastikan dengan mata dan kepalanya sendiri bahwa memang kelas itu sudah sepi. Bisa saja Saffiyah tertidur lalu terkunci, pikirnya.

Segera Odi memasukkan kunci pada gembok, memutar ke kiri dan akhirnya gembok terbuka. Odi langsung membuka pintu kelas dengan lebar. Namun, bukannya Saffiyah yang ia temukan melainkan kelas yang berantakan. Tongkat pel yang tergeletak dan ember yang pecah.

Perlahan tungkai kaki Odi berjalan masuk ke dalam kelas, hingga saat ia melewati barisan meja, matanya melihat darah berceceran di lantai dengan air perasan pel.

PACARNYA BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang