41. PACARNYA BOO

125K 13.6K 3K
                                    

Cukup tekan bintang maka kamu sudah bisa baca.

Jangan lupa komen dan vote sebanyak-banyaknya!

1000 komen dan 1000 vote untuk next part!

Follow akun :
@pacarnyaboo 
@abellstr25 

HAPPY READING :)

Semua orang terdiam menatap Refa dan Saffiyah bergantian. Rambut yang Refa tarik terlepas dari kepala Saffiyah. Refa menahan tawanya begitupun dengan teman sekelas. Melihat rambut ditangannya dan kepala Saffiyah.

"Lo botak?"

"Sakit apa lo? Kanker?"

Melihat apa yang dilakukan Refa dan semua orang yang ada di dalam kelas tengah menertawakannya. Saffiyah berdiri, merampas kasar rambut palsunya dari tangan Refa. Ia tidak peduli jika teman sekelasnya melihatnya botak. Sebelum, berangkat sekolah tadi Saffiyah memotong habis rambutnya. Seorang penderita leukima akut tentu saja efek rontok rambut akan di alami.

"Botak dia guys.." ejek Mika.

"Huuuuuuu....." seruan itu berasal dari teman sekelas Saffiyah. Tak sampai di situ mereka semua melempari kertas yang sudah digulung seperti bola ke arah Saffiyah.

"Dasar cewek penyakitan!" teriak salah satu cowok dari arah samping Saffiyah.

"Mati aja lo nyawa lo nggak lama lagi!" satu bola kertas memantul ke kepala Saffiyah saat ia tengah memasang rambut palsunya dengan benar.

"Penyakitan aja belagu lo!" sergah Refa.

Saffiyah yang merasa rambut palsunya sudah terletak dengan benar, ia mengangkat kepalanya menatap Refa, Mika dan Wawa lalu bergantian menatap sekelilingnya yang sedang menertawakan dirinya.

"Kenapa kalau gue penyakitan?" tanya Saffiyah. "Gue nggak ganggu kalian semua di sini!" tambahnya.

"Kalian ganggu gue gini karena iri kan?"

Tatapan Saffiyah beralih pada Mika dan Refa. "Lo berdua iri kan?" kedua anak manusia itu diam tetap mempertahankan wajah marah mereka.

"Mana mau sih, cowok kayak Al sama Lio mau sama lo berdua yang kriminal dan licik," cibir Saffiyah kedua tangannya menyilang di bawah dada.

"Sialan!" Refa yang sudah emosi sedari tadi langsung menampar pipi Saffiyah hingga terlempar ke samping.

Bukannya merasa kesakitan, Saffiyah justru tertawa. Kemudian menyingkirkan rambutnya ke belakang telinga karena menutupi wajah. Memandang Refa dengan senyum yang berbeda.

Plak! Satu tamparan mendarat mulus di pipi Refa setelah Saffiyah menampar balik gadis itu. Tidak sampai di situ, Saffiyah mendorong kasar bahu Refa hingga punggung Refa membentur ke dinding. Semua orang terkejut dengan tindakan Saffiyah.

"Jangan lo pikir orang kayak gue nggak bisa ngelakuin hal yang sama kayak lo!" sergah Saffiyah. Satu tangannya terangkat mengelus rambut Refa yang tergerai hingga detik berikutnya Saffiyah menarik kasar rambut Refa.

"Argh, lepasin!" Refa meringis kesakitan kepalanya mendongak ke atas selaras dengan tarikan yang Saffiyah lakukan.

"Sakit?" tanya Saffiyah tersenyum senang melihat Refa mengaduh kesakitan. "Kayak gitu lo perlakuin gue dulu, Fa!"

Cengkraman Saffiyah pada rambut Refa terlepas begitu saja saat Wawa menarik kasar bahunya dan melayangkan satu pukulan keras ke rahangnya, membuat Saffiyah langsung terduduk di kursi.

"Lo sendiri di kelas ini, jangan sok jagoan!" hardik Wawa.

"Lihat apa yang bakal gue lakuin," ucap Saffiyah seraya mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Mencari kontak nama Lio di sana, setelah sambungan mulai terhubung Saffiyah menekan tombol loudspeaker seraya berdiri.

PACARNYA BOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang